Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Malaysia Pakai Baju Seharga Rp 23 Juta, Netizen: Setara Gaji 3 Bulan

Kompas.com - 17/07/2022, 21:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Netizen “Negeri Jiran” tengah ramai membicarakan baju yang dipakai Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob.

Dalam serangkaian foto dan video yang diunggah di akun Facebook resmi, Ismail Sabri tampak menyapa warga dalam Karnaval Jom Heboh di Putrajaya.

Unggahan-unggahan tersebut menunjukkan bahwa dia menyambut anak-anak, berfoto bersama mereka, dan bermain dengan kucing, sebagaimana dilansir World of Buzz, 26 Juni 2022.

Baca juga: Tragedi 17 Juli 2014: Malaysia Airlines MH17 Ditembak Jatuh di Perbatasan Ukraina-Rusia

Yang menarik perhatian netizen bukanlah acara atau gesturnya, melainkan kemeja lengan pendek berwarna merah yang dia kenakan.

Kemeja yang menjadi bahan perbincangan netizen Malaysia tersebut adalah kemeja merek Burberry dengan harga 6.900 ringgit (Rp 23 juta).

Banyak yang menyindir bahwa kemeja yang Ismail Sabri kenakan harganya hampir tiga kali lipat dari penghasilan kebanyakan orang Malaysia.

Baca juga: Indonesia Setop Kirim TKI ke Malaysia Sementara, Ini Duduk Perkaranya

Beberapa komentar menyebutkan bahwa biaya hidup di Malaysia semakin tinggi, sementara sang perdana menteri mengenakan kemeja mahal dan bermerek.

Beberapa netizen juga mengatakan bahwa para menteri tampaknya tidak peduli atau memberikan bantuan nyata kepada orang-orang yang menderita.

Selain itu, ada juga komentar yang memuji sang perdana menteri, berharap dia akan melanjutkan usahanya untuk membuat Malaysia makmur.

Baca juga: Indonesia Hentikan Pengiriman TKI ke Malaysia Sementara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com