OTTAWA, KOMPAS.com - Seorang pria yang dibebaskan atas pengeboman Air India tahun 1985, penerbangan Montreal ke Mumbai telah tewas di Kanada.
Pria ini diyakini polisi tewas sebagai target penembakan.
Dilansir Guardian, keluarga Ripudaman Singh Malik membenarkan pria berusia 70 tahun itu ditembak mati Kamis (14/7/2022) pagi di depan bisnis impor pakaiannya.
Baca juga: Video Viral Pesawat Air India Tersangkut di Bawah Jembatan
"Pria itu diberikan pertolongan pertama oleh petugas yang hadir sampai layanan kesehatan darurat mengambil alih perawatannya," kata polisi Sarbjit Sangha dalam rilis berita.
"Pria yang terluka meninggal karena luka-lukanya di tempat kejadian."
Polisi tidak merilis nama korban, tetapi keluarga mengkonfirmasi identitas Malik.
Pada tahun 1985, 329 orang tewas ketika Air India penerbangan 182 meledak di lepas pantai Irlandia.
Pesawat berhenti di Heathrow sebelum pergi ke Delhi dan akhirnya Mumbai.
Baca juga: Pesawat SpiceJet India Mendarat Darurat Lagi, Kabin Penuh Asap Usai Lepas Landas
Serangan teror tersebut merupakan aksi pembunuhan massal terburuk dalam sejarah Kanada.
Di antara para korban adalah 280 warga Kanada dan 86 anak-anak.
Bom kedua yang menargetkan pesawat lain menewaskan dua petugas bagasi setelah meledak di bandara Narita Tokyo sebelum dimuat ke pesawat Air India.
Jaksa penuntut sebelumnya berpendapat pemboman Air India didalangi oleh ekstremis Sikh di British Columbia sebagai pembalasan atas serangan tentara India di Kuil Emas di Amritsar, tempat suci Sikhisme, pada tahun 1984 yang menewaskan ratusan peziarah Sikh.
Baca juga: Ada Kawanan Semut, Maskapai Air India yang Bawa Pangeran Bhutan Gagal Terbang
Pada tahun 2005, Malik dan Ajaib Singh Bagri dibebaskan dari tuduhan pembunuhan massal dan konspirasi sehubungan dengan pemboman Air India.
Seorang hakim memutuskan bahwa dua saksi kunci yang digunakan tidak dapat diandalkan.
Menyusul pembebasannya, Malik tidak berhasil menggugat pemerintah. Dia pun terus menuduh ada kekurangan dalam kasusnya tetapi tuntutan tetap dilanjutkan di bawah tekanan publik.