MALE, KOMPAS.com – Mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed mengungkap alasan Gotabaya Rajapaksa memilih kabur dari Sri Lanka pada Rabu (13/7/2022), setelah pengunjuk rasa menggeruduk istana kepresidenan.
Dilansir dari AFP, Nasheed diyakini telah memainkan peran di balik layar dalam mengeluarkan Rajapaksa dari Sri Lanka.
Dia bahkan dilaporkan turut melakukan intervensi langsung di bandara setelah kontrol lalu lintas udara Maladewa menolak permintaan pesawat yang ditumpangi Rajapaksa untuk mendarat.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Ajukan Pengunduran Diri dari Singapura, Akan Diumumkan Hari Ini
Media lokal Maladewa melaporkan bahwa Nasheed terlihat di bandara sebelum pesawat militer Rajapaksa mendarat pada Rabu sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Mayoritas kemarahan warga Maladewa pun langsung diarahkan kepada Nasheed yang kini menjadi Ketua Parlemen negara kepulauan di Samudera Hindia itu.
Melalui media sosial, warga Maladewa mengaku malu dan tidak terima negaranya melindungi pejahat dari proses hukum.
Di Twitter, Nasheed mencoba menjelaskan alasan Presiden Sri Lanka memilih kabur dari negaranya.
Dia mengatakan Gotabaya Rajapaksa khawatir dirinya akan dibunuh jika tetap tinggal di Sri Lanka.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Mendarat di Singapura, Minta Suaka?
Nasheed yakin Presiden Sri Lanka tidak akan mengundurkan diri jika dia masih di Sri Lanka yang kini dihadapkan pada krisis ekonomi parah.
“Presiden GR (Gotabaya Rajapaksa) telah mengundurkan diri. Saya berharap Sri Lanka sekarang dapat bergerak maju. Saya percaya Presiden tidak akan mengundurkan diri jika dia masih di Sri Lanka, dan takut kehilangan nyawanya. Saya memuji tindakan bijaksana dari Pemerintah Maladewa. Doa terbaik saya untuk rakyat Sri Lanka,” cuit dia.
???????? President GR has resigned. I hope Sri Lanka can now move forward. I believe the President would not have resigned if he were still in Sri Lanka, and fearful of losing his life. I commend the thoughtful actions of the Govt of Maldives. My best wishes to the people of Sri Lanka.
— Mohamed Nasheed (@MohamedNasheed) July 14, 2022
Nasheed sendiri termasuk di antara beberapa pembangkang yang menemukan perlindungan di Sri Lanka, selama gerakan pro-demokrasi Maladewa pada awal 2000-an.
Dilansir dari Al Jazeera, Partai Demokrat Maladewa yang berkuasa saat ini didirikan oleh orang-orang buangan di ibu kota Sri Lanka, Colombo, sebuah kota yang dianggap sebagai rumah kedua oleh banyak orang Maladewa.
Nasheed, yang sebelumnya mengoordinasikan upaya untuk mengamankan bantuan asing untuk Sri Lanka, juga menghadapi kritik di Maladewa dan Sri Lanka yang meragukan kredensial demokrasinya.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Tinggalkan Maladewa Menuju Singapura, Naik Pesawat Saudia
Banyak pihak yang mempertanyakan otoritasnya untuk mengizinkan pendaratan atau memberikan izin diplomatik untuk Presiden Sri Lanka yang kabur itu.
Tapi, ada juga yang berpendapat bahwa Maladewa tidak berhak menghalangi masuknya seorang presiden Sri Lanka yang sedang menjabat, tanpa adanya surat perintah penangkapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.