Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden: AS Bisa Ambil Tindakan Keras Melawan Iran atas Pengembangan Senjata Nuklirnya

Kompas.com - 14/07/2022, 10:04 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

YERUSALEM, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan negaranya bisa mengambil tindakan yang lebih keras melawan Iran, untuk mencegah negara itu memperoleh senjata nuklir.

Ditanya oleh pembawa berita Israel Yonit Levi apakah dia bersedia mengambil sikap yang lebih kuat untuk memastikan Iran tidak mendapatkan senjata nuklir, Biden berkata, "Sebagai upaya terakhir, ya."

Baca juga: Iran Bantah Akan Pasok Drone Tempur ke Rusia, Ini yang Dikatakan

Dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 News Israel yang ditayangkan pada Rabu (13/7/2022), Presiden ke-46 AS itu menggandakan upayanya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Biden menilai pendahulunya, mantan Presiden Donald Trump, membuat "kesalahan besar" dengan menarik AS dari kesepakatan itu.

"Satu-satunya hal yang lebih buruk dari Iran yang ada sekarang adalah Iran dengan senjata nuklir," kata Biden kepada Levi sebagaimana dilansir Newsweek.

"Jika kita bisa kembali ke kesepakatan dan berpegang teguh—saya pikir itu adalah kesalahan besar bagi presiden terakhir untuk keluar dari kesepakatan."

Biden mengatakan akibat penarikan Trump, Iran "lebih dekat dengan senjata nuklir sekarang daripada sebelumnya."

Komentarnya muncul di tengah meningkatnya ketegangan kawasan, yang telah mendominasi agenda perjalanan empat harinya ke Israel dan Arab Saudi. Sekutu utama AS di Timur Tengah meningkatkan tekanan pada Biden untuk menguraikan rencananya membatasi Iran.

Baca juga: Tak Ada Normalisasi Arab Saudi-Israel dalam Lawatan Biden

Lebih lanjut dalam kecaman kepada pendahulunya, Biden mengkritik kebijakan luar negeri pemerintahan Trump, dengan mengatakan, "Ada orang-orang yang berpikir dengan pemerintahan terakhir kita seperti menjauh dari Timur Tengah, bahwa kita akan menciptakan kekosongan yang akan diisi oleh China dan/atau Rusia. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi."

Meskipun Biden berharap memulihkan perjanjian dengan Teheran, dia mengatakan dia akan memprioritaskan mempertahankan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Iran dalam daftar "organisasi teroris asing" AS.

Ditanya apakah dia berkomitmen untuk mempertahankan IRGC dalam daftar, "bahkan jika itu berarti membunuh kesepakatan," presiden menjawab dengan sederhana "ya."

Dalam wawancara yang direkam sebelum perjalanannya ke Timur Tengah, Biden menekankan bahwa kunjungannya yang akan datang adalah tentang stabilitas di kawasan itu.

“Adalah kepentingan besar Amerika Serikat untuk memiliki stabilitas yang lebih di Timur Tengah,” katanya.

Baca juga: AS: Jurnalis Al Jazeera Kemungkinan Ditembak Israel, tapi Tak Disengaja

“Semakin banyak Israel diintegrasikan ke kawasan itu secara setara dan diterima, semakin besar kemungkinan mereka pada akhirnya dapat mencapai akomodasi dengan orang-orang Palestina di kemudian hari.”

Biden juga membela perjalanan itu melawan kaum progresif di partainya sendiri, yang telah mengkritik pendanaan pemerintahan Biden untuk Iron Dome Israel, dengan mengatakan bahwa suara-suara penentangan dari politisi Demokrat itu "sedikit" dan "salah."

"Israel adalah negara demokrasi. Israel adalah sekutu kami. Israel adalah teman, dan saya pikir saya tidak salah," katanya. "Sangat penting bagi kami bahwa Israel menjadi stabil."

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com