Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS: Jurnalis Al Jazeera Kemungkinan Ditembak Israel, tapi Tak Disengaja

Kompas.com - 05/07/2022, 09:46 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kementerian Luar Negeri AS pada Senin (4/7/2022), mengungkap jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh kemungkinan terbunuh oleh tembakan dari posisi Israel, tetapi itu mungkin tidak disengaja.

Kementerian itu menyampaikan, penyelidik independen tidak dapat mencapai kesimpulan pasti tentang asal peluru yang mengenai jurnalis tersebut.

Abu Akleh, seorang Palestina-Amerika, terbunuh pada 11 Mei 2022 dalam serangan Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki dalam keadaan yang masih diperdebatkan dengan sengit.

Baca juga: Israel Akan Selidiki Peluru yang Tewaskan Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh

Para pejabat Palestina mengkritik laporan itu dan menyatakan bahwa dia sengaja menjadi sasaran.

Di sisi lain, Israel menyangkal hal ini.

Kematian Abu Akleh memicu kemarahan di seluruh dunia, terutama setelah polisi Israel memukuli pelayat di pemakamannya di Yerusalem. 

Menurut Kementerian Luar Negeri AS, Koordinator Keamanan AS (USSC), setelah meringkas penyelidikan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Otoritas Palestina, menyimpulkan bahwa tembakan dari posisi Israel kemungkinan bertanggung jawab atas kematian jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh.

"USSC tidak menemukan alasan untuk percaya bahwa ini disengaja melainkan hasil dari keadaan tragis selama operasi militer yang dipimpin IDF terhadap faksi Jihad Islam Palestina," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, dalam analisis forensik oleh pemeriksa pihak ketiga yang diawasi oleh USSC, para ahli balistik menentukan peluru itu rusak parah, yang mencegah kesimpulan yang jelas tentang asalnya.

Baca juga: Palestina Serahkan Peluru yang Bunuh Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh ke AS untuk Diselidiki

Tak meredakan ketegangan

Laporan itu pada kenyataannya tak meredakan ketegangan antara kedua belah pihak menjelang kunjungan Presiden AS Joe Biden pekan depan.

Jaksa Agung Palestina Akram al-Khatib mengatakan kesimpulan AS bahwa peluru itu rusak parah tidak benar dan mengatakan Abu Akleh telah sengaja menjadi sasaran.

"Pernyataan Amerika bahwa mereka tidak menemukan alasan untuk menunjukkan bahwa penargetan itu disengaja tidak dapat diterima," kata Khatib.

Polisi Israel menyerang para pelayat saat mereka membawa peti mati jurnalis Al Jazeera yang terbunuh Shireen Abu Aqla ketika prosesi pemakaman di Yerusalem, Jumat (13/5/2022). Abu Aqla, seorang reporter berdarah Palestina-Amerika yang meliput konflik Timur Tengah selama lebih dari 25 tahun, ditembak mati ketika meliput serangan militer Israel di Kota Jenin di Tepi Barat, Rabu (11/5/2022).AP PHOTO/MAYA LEVIN Polisi Israel menyerang para pelayat saat mereka membawa peti mati jurnalis Al Jazeera yang terbunuh Shireen Abu Aqla ketika prosesi pemakaman di Yerusalem, Jumat (13/5/2022). Abu Aqla, seorang reporter berdarah Palestina-Amerika yang meliput konflik Timur Tengah selama lebih dari 25 tahun, ditembak mati ketika meliput serangan militer Israel di Kota Jenin di Tepi Barat, Rabu (11/5/2022).

Dia menyebut, Palestina akan terus mengejar tindakan hukum terhadap Israel di Pengadilan Kriminal Internasional.

"Israel bertanggung jawab atas pembunuhannya dan itu harus dimintai pertanggungjawaban," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Israel Tutup Penyelidikan Kasus Kekerasan dalam Pemakaman Jurnalis Al Jazeera

Israel telah membantah bahwa salah satu tentaranya membunuh Abu Akleh dengan sengaja dan mengeklaim bahwa dia mungkin terkena tembakan tentara yang salah atau oleh peluru dari salah satu pria bersenjata Palestina yang dikatakannya bentrok dengan pasukannya di tempat kejadian. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com