KOMPAS.com – Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (7/7/2022).
Johnson sebelunya telah ditinggalkan oleh puluhan menterinya setelah berbagai skandal yang menerpanya.
Baca juga: Deretan Skandal yang Memicu PM Inggris Boris Johnson Mundur
“Proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang dan jadwalnya akan diumumkan minggu depan,” kata Johnson, sebagaimana dilansir Reuters.
Johnson masih akan melanjutkan pekerjaannya sebagai Perdana Menteri Inggris sampai penggantinya terpilih.
Bagaimana perjalanan Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris? Dilansir VOA, berikut kronologi kebangkitan dan kejatuhan Johnson.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Akhirnya Mundur, Sampaikan Terima Kasih
Setelah Theresa May mundur dari kursi PM Inggris, Johnson yang merupakan tokoh Brexit, terpilih sebagai Kepala Partai Konservatif pada Juli 2019.
Dia diangkat sebagai perdana menteri oleh Ratu Elizabeth II dan menjanjikan segera keluar dari Uni Eropa.
Partai Konservatif memenangi mayoritas kursi di parlemen dalam pemilihan umum Desember 2019, memungkinkan Johnson untuk mencapai kesepakatan Brexit melalui parlemen.
Pada 31 Januari 2020, tiga setengah tahun setelah referendum, Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa.
Baca juga: Diterpa Tornado Politik, PM Inggris Boris Johnson Akan Mundur
Saat virus corona menyebar ke seluruh dunia, Johnson mengumumkan lockdown di seluruh Inggris pada 23 Maret.
Empat hari kemudian, dia mengonfirmasi dirinya positif Covid-19 dan menderita gejala ringan.
Pada 5 April, dia dibawa ke rumah sakit dan hari berikutnya dipindahkan ke perawatan intensif.
Johnson kemudian berterima kasih kepada dua perawat imigran karena dianggap menyelamatkan hidupnya.
Baca juga: Baru Diangkat, Menkeu Inggris Langsung Desak PM Boris Johnson Mundur
Johnson telah berulang kali dikritik karena tanggapan pemerintahnya terhadap pandemi, termasuk lambat bereaksi, dan tuduhan bahwa ia telah berbohong kepada parlemen pada berbagai tahap.
Ketika mantan kepala penasihatnya Dominic Cummings mencoba untuk menyelesaikan masalah, Johnson dituduh secara ilegal membiayai renovasi rumah dinasnya di Downing Street.
Pada awal Desember 2021, muncul pengungkapan tentang beberapa pesta ilegal yang diadakan di Downing Street selama lockdown Covid-19.
Publik yang marah, banyak yang tidak dapat melihat orang-orang terkasih yang sakit dan sekarat karena pembatasan, menuduhnya melakukan standar ganda.
Daftar pesta mengemuka dan penyelidikan formal dibuka, termasuk oleh Polisi Metropolitan London.
Pada 12 April, Johnson mengumumkan bahwa dia telah didenda oleh polisi karena melanggar hukum.
Penjelasannya bervariasi, tetapi dia meyakinkan anggota parlemen bahwa dia tidak menyesatkan para anggota parlemen.
Baca juga: 3 Skenario jika PM Inggris Boris Johnson Lengser atau Bertahan
Skandal Partygate menyebabkan popularitas Johnson merosot, bersama dengan upaya yang gagal untuk menyelamatkan karier politik Owen Paterson, sekutu dekatnya yang dituduh melakukan lobi ilegal sebagai anggota parlemen.
Partai Konservatif kemudian kalah dalam pemilihan sela untuk mengisi kursi Paterson.
Johnson selamat dari mosi tidak percaya dari anggota parlemen pada 6 Juni.
Beberapa anggota Partai Konservatif dilaporkan muak dengan pengungkapan Partygate dan sejumlah dan kontroversi seperti kasus Paterson.
Lebih dari 40 persen anggota parlemen dari Partai Konservatif mengatakan mereka tidak dapat mendukung Johnson.
Baca juga: 8 Kandidat Teratas PM Inggris yang Mungkin Akan Gantikan Boris Johnson
Serangkaian skandal seks yang melibatkan anggota parlemen dari Partai Konservatif menambah kesengsaraan Johnson.
Seorang anggota parlemen ditangkap karena dicurigai melakukan pemerkosaan dan seorang mantan anggota parlemen dijatuhi hukuman 18 bulan penjara pada Mei karena melakukan pelecehan seksual terhadap seorang remaja laki-laki.
Pada Juni, partai-partai oposisi memenangi dua pemilihan sela yang diadakan di kursi yang sebelumnya dipegang oleh anggota parlemen Partai Konservatif yang dituduh melakukan pelanggaran seksual.
Pada 5 Juli, Johnson meminta maaf dan mengatakan bahwa dia melakukan kesalahan dengan menunjuk Chris Pincher ke pemerintahannya pada Februari.
Pengangkatannya dilakukan meski Johnson sebelumnya diberitahu tentang tuduhan penyerangan seksual yang dialamatkan terhadap Pincer.
Baca juga: Daftar 44 Pejabat dan Menteri Inggris yang Keluar, PM Boris Johnson Semakin Tertekan
Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid memutuskan untuk mengundurkan diri pada 5 Juli.
Setelah itu, puluhan menteri ikut mengundurkan diri. Beberapa pihak bahkan menekan Johnson bahwa posisinya tidak dapat dipertahankan.
Pada Kamis, Nadhim Zahawi, yang Johnson angkat sebagai Menteri Keuangan Inggris menggantikan Sunak, secara terbuka mendesak Johnson untuk mundur.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace juga meminta Johnson untuk mundur. Tetapi, dia mengatakan, akan tetap berada dalam perannya untuk melindungi keamanan nasional.
Kabar mengenai Johnson yang segera mengundurkan diri menyebar dengan cepat. Berbagai pihak merespons kabar tersebut dengan berbagai nada.
Di depan pintu kantornya, Downing Street Nomor 10, Johnson akhirnya menyampaikan pidato pengunduran dirinya dari kursi Perdana Menteri Inggris.
Baca juga: 6 Menteri Mundur dari Pemerintahan Inggris, Total Sudah 27 Menteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.