Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tingkatkan Serangan ke Ukraina Setelah Jokowi Berkunjung

Kompas.com - 30/06/2022, 10:46 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

Putin yang dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia mengatakan dia tidak dapat mengesampingkan bahwa ketegangan akan muncul dalam hubungan Moskwa dengan Helsinki dan Stockholm setelah bergabung dengan NATO.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan akan ada lebih banyak pengerahan angkatan darat, laut, dan udara di seluruh Eropa dari Spanyol di barat hingga Rumania dan Polandia yang berbatasan dengan Ukraina.

Ini termasuk markas besar tentara permanen dengan batalion yang menyertainya di Polandia-penempatan penuh waktu pertama AS di pinggiran timur NATO. 

"Perang Presiden Putin melawan Ukraina telah menghancurkan perdamaian di Eropa dan telah menciptakan krisis keamanan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers.

"NATO telah merespons dengan kekuatan dan persatuan," tambah dia.

Inggris sendiri telah mengatakan akan memberikan tambahan 1 miliar pound (1,2 miliar dollar AS) dukungan militer ke Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara, kendaraan udara tanpa awak dan peralatan perang elektronik baru.

Baca juga: Sekjen NATO Sebut Rusia Ancaman No 1 bagi Aliansi, Bagaimana dengan China?

Serangan rudal

Ketika 30 pemimpin nasional NATO bertemu di Madrid, pasukan Rusia dilaporkan telah mengintensifkan serangan di Ukraina, termasuk serangan rudal dan penembakan di wilayah Mykolaiv, Ukraina selatan yang dekat dengan garis depan dan Laut Hitam.

Wali kota Mykolaiv mengatakan sebuah rudal Rusia telah menewaskan sedikitnya lima orang di sebuah bangunan perumahan di sana, sementara Moskwa mengatakan pasukannya telah menghantam apa yang disebutnya sebagai pangkalan pelatihan tentara bayaran asing di wilayah tersebut.

Di Kota Lysychansk, pertempuran tanpa henti terjadi. Ini terjadi ketika pasukan Rusia tengah mencoba untuk merebut wilayah industri Donbass timur atas nama proksi separatis.

Donbass terdiri dari provinsi Donetsk dan Luhansk.

Presiden Volodymyr Zelenskiy sekali lagi telah mengatakan kepada NATO bahwa pasukan Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata dan uang, dan lebih cepat, untuk mengikis keunggulan besar Rusia dalam artileri dan daya tembak rudal, dan mengatakan ambisi Moskwa tidak berhenti di Ukraina.

Invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari telah menghancurkan kota-kota, membunuh ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi.

Baca juga: NATO Resmi Undang Finlandia dan Swedia Jadi Anggota

Rusia mengatakan sedang mengejar "operasi militer khusus" untuk menyingkirkan Ukraina dari nasionalis berbahaya.

Di sisi lain, Ukraina dan Barat menuduh Rusia melakukan perampasan tanah bergaya kekaisaran tanpa alasan.

Pejabat tinggi intelijen AS Avril Haines mengatakan pada Rabu bahwa skenario jangka pendek yang paling mungkin adalah konflik yang menggila di mana Moskwa hanya mendapatkan keuntungan tambahan, tetapi tidak ada terobosan pada tujuannya untuk menguasai sebagian besar Ukraina.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com