Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.000 Migran dari Maroko Serbu Wilayah Enklave Spanyol Picu Bentrokan Berdarah, Tewaskan Puluhan Jiwa

Kompas.com - 27/06/2022, 10:20 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

NADOR, KOMPAS.com - Upaya besar-besaran para migran untuk menyerbu penghalang antara Maroko dan wilayah enklave Spanyol Melilla mengakibatkan "kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya", yang menewaskan sedikitnya 23 orang Afrika sub-Sahara.

Insiden tersebut telah memicu kekhawatiran akan hal yang lebih buruk mungkin masih akan terjadi.

"Itu seperti perang, kami memegang batu, batu kecil, untuk melawan militer Maroko, yang memukuli kami dengan cara apa pun, dengan tongkat," kata seorang migran Sudan berusia 20 tahun di pusat penahanan dalam Melilla sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Membaca Kesepakatan Perlindungan TKI Terbaru Indonesia-Malaysia, Menguntungkan Pekerja Migran?

"Saya memanjat pagar, tetapi seorang penjaga Maroko memukul tangan saya. Saya jatuh pingsan di sisi Spanyol, di mana saya dipukuli oleh pasukan Spanyol," kata yang lain.

Mereka termasuk di antara 2.000 migran yang pada Jumat (24/6/2022) menyerbu perbatasan yang dijaga ketat antara wilayah Nador di Maroko dan daerah kantong Melilla.

Setidaknya 23 migran tewas dan 140 petugas polisi terluka, menurut pihak berwenang Maroko - korban terberat atas upaya serupa dalam beberapa tahun.

Banyak migran, seringkali dari zona yang dilanda perang seperti wilayah Darfur di Sudan, telah menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun di bawah kondisi genting dan berbahaya di hutan terdekat Gourougou.

Mereka memberanikan diri untuk dipukuli dan ditangkap dalam berbagai upaya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di Spanyol.

Tetapi para pengamat mengatakan upaya terbaru itu belum pernah terjadi sebelumnya dilihat dari tingkat kekerasan yang terjadi.

“Ini pertama kalinya kami melihat tingkat kekerasan oleh para migran itu sendiri terhadap pasukan keamanan,” kata Omar Naji dari kantor kelompok hak AMDH Nador sebagaimana dilansir AFP pada Minggu (26/6/2022).

Baca juga: Kapal Migran Tenggelam di Yunani, 16 Orang Tewas

Kekerasan telah meningkatkan ketakutan di antara orang-orang Maroko di daerah tersebut.

"Kami merasakan teror dari apa yang terjadi," kata Issame Ouaaid (24 tahun), dari distrik perbatasan Barrio Chino.

"Ini pertama kalinya kami melihat migran membawa tongkat besi untuk melawan polisi."

Para migran tiba di tanah Spanyol setelah melintasi pagar yang memisahkan daerah kantong Spanyol Melilla dari Maroko di Melilla, Spanyol, Jumat, 24 Juni 2022. AP PHOTO/JAVIER BERNARDO Para migran tiba di tanah Spanyol setelah melintasi pagar yang memisahkan daerah kantong Spanyol Melilla dari Maroko di Melilla, Spanyol, Jumat, 24 Juni 2022.

Migran diperlakukan 'sangat kasar'

Naji mengaitkan tingkat kekerasan dengan perbaikan hubungan baru-baru ini antara Spanyol dan Maroko, yang mengarah pada kerja sama baru melawan migran dan penegakan yang lebih ketat.

Maroko, satu-satunya negara Afrika yang berbagi perbatasan darat dengan Uni Eropa, adalah saluran utama bagi para migran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com