Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Penduduk Asli Ekuador Melawan Keserakahan Tambang di Amazon

Kompas.com - 25/06/2022, 07:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Antara

 

MAKIUANT, KOMPAS.com - Sebuah bus chiva berwarna cerah bergoyang-goyang, menggesek ranting pohon di kedua sisinya ketika melewati jalan tanah yang sempit di pegunungan Cordillera del Condor, Amazon bagian selatan, Ekuador.

Wilayah itu terentang sekitar 150 km di sepanjang perbatasan dengan Peru, terkenal akan kekayaan hayatinya, dan memiliki cadangan emas dan tembaga yang besar.

Logam-logam berharga itulah yang diperebutkan kedua negara selama setengah abad hingga sebuah perjanjian perbatasan dicapai pada 1998.

Baca juga: Demo Terus Berlangsung dan Ibu Kota Diblokade, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Sekarang wilayah itu penuh dengan konflik, saat orang-orang suku Shuar berjuang melindungi tanah, hutan, dan sungai mereka dari bisnis pertambangan Ekuador yang menggurita.

Sejak 2019, Maikiuant, sebuah komunitas dari sekitar 50 keluarga Shuar, telah berusaha mencegah rencana Solaris Resources untuk membuka tambang tembaga di lokasi yang jaraknya hanya 7 km di Warints, komunitas Shuar lainnya.

Perusahaan Kanada itu telah membangun kamp permukiman dan mulai melakukan eksplorasi.

"Industri ini sangat mirip dengan industri lain yang telah menghancurkan dunia dengan aktivitas mereka," kata Josefina Tunki, ketua Masyarakat Arutam Shuar (PSHA) yang vokal menyuarakan penentangan terhadap pertambangan.

Organisasinya mewakili sekitar 10.000 orang Shuar di wilayah itu, termasuk komunitas Maikiuant, sebagaimana dilansir Reuters via Antara.

Meski banyak orang di Warrints mendukung proyek tambang itu demi mendapatkan pekerjaan, Maikiuant dan komunitas Shuar lain dengan tegas menentangnya.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Ekuador Pecah Lagi dan Tewaskan 43 Tahanan, Ini Penyebabnya

"Di sini kami punya air terjun, sungai, obat-obatan. Di sini kami punya daging. Bagi kami (tambang) bukanlah pembangunan. Bagi kami, hutan adalah kehidupan, pasar," kata Tunki.

Para pakar industri mengatakan kebutuhan terhadap pertambangan yang berkelanjutan terus meningkat untuk memenuhi lonjakan permintaan terhadap mineral, seperti nikel, kobalt, litium, dan perunggu.

Logam-logam itu digunakan untuk membuat berbagai produk, seperti kendaraan listrik, panel surya, turbin angin, dan baterai, ketika dunia mencoba beralih ke energi yang dapat diperbarui untuk memperlambat pemanasan global.

"Transisi energi ini tidak dimungkinkan tanpa (juga) membicarakan tentang bagaimana kita meningkatkan secara signifikan kegiatan pertambangan untuk memproduksi logam yang diperlukan untuk transisi itu," kata Nathan Monash, kepala Kamar Tambang Ekuador.

Namun ketika dunia yang lapar akan mineral menggerogoti Amazon, proyek-proyek tambang menelan lahan masyarakat asli.

Para aktivis iklim menyebut orang-orang suku asli sebagai penjaga terbaik Amazon, hutan hujan terbesar di dunia. Perlindungan yang mereka berikan sangat penting dalam upaya memperlambat perubahan iklim.

Baca juga: Kejahatan Geng Kriminal Makin Ganas, Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com