Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Bangkrut, Sebagian Warganya Lari ke Luar Negeri, termasuk Pegawai Negeri

Kompas.com - 14/06/2022, 15:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Mereka yang berusaha masuk ke Australia sebelumnya adalah kebanyakan warga miskin dan dari kelompok minoritas di Sri Lanka yang mengatakan mereka menghadapi ancaman persekusi di negeri sendiri.

Namun, mereka yang berada di perahu belakangan ini berasal dari berbagai latar belakang etnis dan ekonomi.

"Kami menemukan bahwa beberapa di antara mereka sudah membayar ribuan dolar untuk perjalanan ini, jadi ini pelarian ekonomi," ungkap perwira angkatan laut Kapten Indika De Silva.

"Dulunya kebanyakan adalah warga miskin," tambahnya.

Pencari suaka dari beberapa perahu ini mengatakan kepada ABC bahwa untuk perjalanan ke Australia mereka harus membayar sekitar 1 juta rupee atau sekitar Rp40 juta.

"Saya pegawai negeri. Saya tidak punya uang banyak. Gaji saya kecil jadi saya harus meminjam uang dan membayar penuh kepada pemilik perahu," kata Sujith seorang kepala sekolah kepada ABC.

"Seperti diketahui pemerintah Australia, kami sedang kesusahan, kami tidak memiliki makanan. Kami bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi beberapa bulan ke depan," beber dia.

Baca juga: Di Tengah Krisis, Sri Lanka Dapat Kiriman Minyak dari Rusia

Poopalapillai adalah salah seorang yang berada di dalam perahu yang dicegat oleh angkatan laut Sri Lanka di perairan Batticaloa dua hari sebelum hari pemilu Australia 18 Mei lalu.

Perahu mereka hampir tenggelam dengan 40 orang di dalamnya.

"Mereka mengatakan bahwa pemerintah Australia akan berubah, pemerintahan baru nantinya adalah pemerintahan yang bagus, dan mereka akan mengizinkan kami masuk ke sana," kata Poopalapillai kepada ABC.

"Perjalanannya sangat sulit, tapi saya berusaha bertahan. Saya harus meninggalkan negeri ini (Sri Lanka)," tambah dia.

Poopalapillai bercerita Angkatan Laut melihat kelompoknya dan memerintahkan perahu yang ditumpangi berhenti.

"Namun awak perahu tidak mau dan karena kapal angkatan laut besar, gelombang yang ditimbulkannya menyebabkan perahu kami hampir karam," kata dia.

Beberapa pencari suaka bahkan mengatakan mereka tidak mengetahui adanya pemerintahan baru, tapi mengatakan adanya pemerintahan baru akan memperbesar peluang mereka masuk ke Australia.

Baca juga: Sri Lanka Pangkas Proyek Infrastruktur hingga Berbagai Pengeluaran untuk Dana Bansos

Pemerintah Australia sendiri sekarang sedang melakukan kampanye anti penyeludup manusia di Sri Lanka, dan juga di beberapa negara lain bertajuk "Zero Chance".

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com