Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Peringatkan Akan Incar Target Baru jika Barat Terus Pasok Senjata ke Ukraina

Kompas.com - 06/06/2022, 16:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia akan memperluas daftar target yang akan diserangnya di Ukraina jika negara-negara Barat mengirimi senjata jarak jauh.

"Jika mereka memasok (Ukraina), kami akan menarik kesimpulan yang tepat dari ini dan menggunakan senjata kami, yang kami punya cukup, untuk menyerang target yang belum kami serang," kata kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah wawancara di TV pemerintah Rusia pada Minggu (5/6/2022) sebagaimana dilansir BBC.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-102 Serangan Rusia ke Ukraina: Kyiv Kembali Diserang Rudal, Putin Peringatkan AS

Peringatan itu disampaikannya ketika ledakan mengguncang bagian dari Kyiv pada Minggu (5/6/2022), serangan pertama di ibu kota selama berminggu-minggu.

Rusia mengatakan serangan itu mengenai tank yang dipasok oleh negara-negara Eropa. Ukraina mengatakan itu adalah pabrik perbaikan kereta api.

Ibu Kota Ukraina menerima sedikit penembakan dalam beberapa bulan terakhir, setelah Rusia memfokuskan kembali upayanya di wilayah Donbas.

Ketika Rusia membuat kemajuan yang lambat tapi pasti di lapangan di sana, ratusan kilometer ke timur, beberapa negara telah berjanji untuk mengirim senjata canggih ke Kyiv.

Pemimpin Rusia itu mengatakan suplai senjata AS "bukanlah hal baru".

Namun dia memperingatkan agar tidak mengirim rudal dengan jangkauan yang lebih jauh.

"Secara umum, semua keributan tentang pasokan senjata tambahan ini, menurut pendapat saya, hanya memiliki satu tujuan, untuk memperpanjang konflik bersenjata selama mungkin," tambahnya.

Baca juga: Pria yang Dituduh Membunuh Kritikus Putin Meninggal Dunia

Baru-baru ini, AS mengumumkan telah mengirim Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (Himars) M142.

Senjata tersebut terdiri dari rudal berpemandu presisi, yang dapat mencapai target sejauh 70 km (45 mil) - lebih jauh dari artileri yang dimiliki Ukraina saat ini.

Pejabat Gedung Putih mengatakan mereka setuju memberikan roket, hanya setelah mendapatkan jaminan dari Presiden Ukraina Volodimir Zelensky, bahwa senjata tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di dalam Rusia.

Paket bantuan AS ke Ukraina itu juga termasuk helikopter, senjata anti-tank, kendaraan taktis dan suku cadang.

Jerman juga berjanji untuk mengirim sistem persenjataan yang paling modern, Iris-T, untuk memungkinkan Ukraina mempertahankan seluruh kota dari serangan udara Rusia.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina meminta negara-negara Barat untuk menjaga pasokan senjata untuk membantu negara itu mengalahkan Rusia.

"Kami telah memasuki perang yang berlarut-larut dan kami akan membutuhkan dukungan terus-menerus. Barat harus memahami bahwa bantuannya tidak bisa hanya sekali, tetapi sesuatu yang berlanjut sampai kemenangan kami," kata Hanna Malyar kepada media lokal.

Baca juga: Putin: Pasukan Anti-Pesawat Rusia Meremukkan Senjata Musuh Seperti Kacang

Beberapa pertempuran paling sengit saat ini terjadi di kota Severodonetsk.

Malyar mengatakan pasukan Ukraina melakukan perlawanan yang kuat di sana dan situasinya "sangat dinamis".

Menangkap kota akan menyerahkan wilayah Luhansk kepada pasukan Rusia dan sekutu separatis lokal mereka, yang juga menguasai sebagian besar Donetsk yang bertetangga.

Pada Sabtu (4/6/2022), Gubernur Luhansk mengatakan pasukan Ukraina masih mempertahankan Severodonetsk tetapi sedang menunggu senjata presisi yang disumbangkan oleh sekutu Barat.

"Begitu kami memiliki cukup senjata jarak jauh Barat, kami akan mendorong artileri mereka menjauh dari posisi kami. Dan kemudian, percayalah, infanteri Rusia akan lari," kata Serhiy Haidai.

Pertempuran kini telah membuat sebagian besar Severodonetsk hancur, tetapi ribuan warga sipil masih berlindung di ruang bawah tanah di sana.

Puluhan ribu orang telah tewas dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, meskipun ada upaya diplomatik untuk melakukan gencatan senjata.

Baca juga: Bantah Klaim Barat, Putin Sebut Tak Ada Masalah dengan Ekspor Biji-bijian dari Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com