Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Konsisten Bersikap "Cool", Tak Tunjukkan Stres Jelang 100 Hari Invasi

Kompas.com - 03/06/2022, 08:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Mendekati peringatan 100 hari dalam perang yang tidak mau diakuinya sebagai invasi, Presiden Rusia Vladimir Putin adalah orang yang berniat menyampaikan kesan bisnis seperti biasa.

Saat pasukannya berjuang memasuki kota Sievierodonetsk di Ukraina minggu ini, Putin membuat obrolan ringan yang canggung dalam sebuah upacara yang disiarkan televisi.

Dilansir Reuters, sejak awal Mei, ia telah melakukan banyak pertemuan online dengan pendidik, bos minyak dan transportasi, pejabat yang bertanggung jawab untuk mengatasi kebakaran hutan, dan kepala setidaknya selusin wilayah Rusia, yang banyak dari mereka berlokasi ribuan mil dari Ukraina.

Baca juga: AS Beri Amunisi ke Ukraina Buat Lawan Putin, Nilainya Tembus Rp 10,15 Triliun

Ini dilakukannya bersamaan dengan beberapa sesi Dewan Keamanannya dan serangkaian panggilan telepon dengan para pemimpin asing.

Ia menyempatkan diri untuk memberikan pidato video kepada para pemain, pelatih, dan penonton Liga Hoki Malam Seluruh Rusia.

Menjalani rutinitas yang padat, bahkan membosankan, Putin bersikap "cool", konsisten dengan narasi Kremlin bahwa mereka tidak berperang--hanya melancarkan "operasi militer khusus" untuk menjatuhkan "tetangga yang merepotkan".

Untuk seorang pria yang pasukannya memiliki kinerja yang sangat buruk di Ukraina dan dipukul mundur dari dua kota terbesarnya, ditambah ribuan korban dari Rusia yang tak terhitung jumlahnya, Putin tidak menunjukkan tanda-tanda stres.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-96 Serangan Rusia ke Ukraina, Rumor Putin Sakit, Serangan Balik Kherson

Berbeda dengan menjelang invasi 24 Februari, ketika ia mencela Ukraina dan Barat dalam pidato-pidato yang pahit dan marah, retorikanya saat ini tertahan.

Pria berusia 69 tahun itu tampak tenang, fokus, dan sepenuhnya menguasai data dan detail.

Dengan mengakui dampak sanksi Barat, ia mengatakan kepada Rusia bahwa ekonomi mereka akan muncul lebih kuat dan mandiri, sementara Barat akan menderita efek bumerang dari melonjaknya harga makanan dan bahan bakar.

Tetapi ketika perang terus berlanjut tanpa akhir yang terlihat, Putin menghadapi tantangan yang semakin meningkat untuk mempertahankan tingkat normalitas.

Baca juga: Jerman Akan Longgarkan Aturan Visa bagi Kritikus Pemerintah Putin, Ini Tawarannya

Secara ekonomi, situasinya akan memburuk karena sanksi semakin keras dan Rusia menuju resesi.

Secara militer, pasukan Putin secara bertahap maju di Ukraina timur, tetapi Amerika Serikat dan sekutunya meningkatkan pasokan senjata ke Kyiv, termasuk janji mereka tentang sistem roket canggih.

Sementara itu pembicaraan damai dengan Ukraina terhenti beberapa minggu yang lalu, dan Putin sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda mencari jalan keluar diplomatik.

Baca juga: Menlu Rusia Tanggapi Kabar Soal Putin Sakit dan Tegaskan Prioritas Utama Perang

"Dia masih berpikir ada solusi militer yang baik untuk masalah ini," kata Olga Oliker, direktur program untuk Eropa dan Asia Tengah di Crisis Group.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com