Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Dituduh Membunuh Kritikus Putin Meninggal Dunia

Kompas.com - 05/06/2022, 11:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Sky News

MOSKWA, KOMPAS.com - Salah satu pria yang dituduh membunuh Alexander Litvinenko di London telah meninggal karena Covid-19.

Dmitry Kovtun, bersama dengan Andrei Lugovoy, diduga melakukan pembunuhan 2006 atas nama Layanan Keamanan Federal (FSB) Rusia.

Baca juga: Putin: Pasukan Anti-Pesawat Rusia Meremukkan Senjata Musuh Seperti Kacang

Kovtun meninggal di rumah sakit Moskwa, menurut kantor berita Rusia TASS pada Sabtu (4/6/2022) sebagaimana dilansir Sky News.

Lugovoy, yang sekarang menjadi anggota parlemen Rusia yang terkemuka, mengatakan bahwa dia sedang berduka atas kematian "teman dekat dan setianya", menurut laporan agensi tersebut.

Litvinenko, seorang warga negara Inggris, adalah mantan agen KGB yang bekerja untuk MI6 setelah melarikan diri ke Inggris.

Dia juga menjadi kritikus yang vokal terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dia meninggal dalam kematian yang menyiksa karena diracun di London, setelah tehnya dicampur dengan Polonium 210, isotop radioaktif yang langka dan sangat kuat.

Dari ranjang kematiannya, dia menuduh Presiden Putin memerintahkan pembunuhannya, tetapi Kremlin selalu menyangkal peran apa pun.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-101 Serangan Rusia ke Ukraina, Situs Suci Ukraina Dibakar, Perebutan Sengit Sievierodonetsk

Seorang hakim pada penyelidikan Inggris atas kasus tersebut menyimpulkan pada 2016, bahwa pembunuhan itu adalah operasi agen mata-mata FSB Rusia yang mungkin disetujui oleh direkturnya saat itu, Nikolai Patrushev, dan oleh Presiden Putin sendiri.

Penyelidikan mereka juga menemukan bahwa mantan pengawal KGB Lugovoy bersama dengan Kovtun melakukan pembunuhan itu.

Penyelidik Inggris menemukan jejak polonium di lokasi di seluruh London tempat kedua pria itu berada, termasuk di kantor, hotel, pesawat, dan stadion sepak bola Arsenal.

Mereka membantah melakukan peracunan, dan Rusia menolak mengekstradisi mereka untuk diadili.

Ketegangan antara Alexander Litvinenko dan Presiden Putin berawal dari satu-satunya pertemuan tatap muka mereka pada 1998. Saat itu, Putin menjadi kepala FSB dan Litvinenko mendorong reformasi dinas intelijen Rusia tersebut.

Baca juga: 100 Hari Perang Rusia-Ukraina: Menilik Kerugian Perang di Kedua Sisi

Kematian Litvinenko menyebabkan kecaman internasional dan hubungan yang semakin tegang antara Moskwa dan Barat.

Jari-jari kembali diarahkan ke Kremlin atas keracunan di tanah Inggris pada 2018, ketika upaya dilakukan untuk membunuh mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia dengan agen saraf novichok.

Tiga pria Rusia telah didakwa atas keracunan Salisbury, tetapi pihak berwenang Inggris belum dapat membawa mereka ke pengadilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com