Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Nyatakan Siap Teken Perjanjian Damai dengan Ukraina

Kompas.com - 01/06/2022, 10:14 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber TASS

MAPUTO, KOMPAS.com - Ketua Dewan Federasi atau Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Valentina Matviyenko, menyatakan Rusia terbuka untuk pembicaraan dengan Ukraina dan menandatangani perjanjian yang akan mengarah pada perdamaian.

Matviyenko berkata demikian pada Selasa (31/5/2022), dalam pertemuan dengan Presiden Mozambik Filipe Nyusi.

Delegasi Dewan Federasi yang dipimpin oleh Matviyenko sedang melakukan kunjungan resmi ke Mozambik dari Senin (30/5/2022) hingga Rabu (1/6/2022) ini.

Baca juga: Rusia Serang Tangki Asam Nitrat di Pabrik Kimia Severodonetsk, Penduduk Terancam

"Kami terbuka untuk pembicaraan. Saya benar-benar setuju dengan posisi Anda bahwa solusi diplomatik dan damai diperlukan. Tetapi, kemauan untuk itu diperlukan di kedua belah pihak. Kami tegaskan kembali bahwa kami siap untuk pembicaraan, untuk menandatangani perjanjian yang akan menghentikan sipil berada di Ukraina dan mengarah pada perdamaian,” ungkap dia, dikutip dari Kantor Berita Rusia, TASS.

Namun, kata Matviyenko, Rusia tidak melihat reaksi dari Kyiv untuk menyambut perjanjian perdamaian itu.

Dia ingat bahwa sebelum dimulainya operasi militer khusus di Ukraina, Rusia telah melakukan pembicaraan dengan mitra Barat dan Amerika Serikat (AS) yang menuntut keamanan bersama dan tak terpisahkan untuk dipastikan di benua Eropa.

Pasalnya, Matviyenko menyebut, komitmen tersebut tertulis di semua dokumen internasional.

“Sayangnya, kami tidak menerima tanggapan yang memadai. Dan, setelah Ukraina mengatakan ingin menjadi kekuatan nuklir dan ketika kami melihat bagaimana negara itu dibanjiri dengan senjata, termasuk senjata ofensif, serta mengetahui mereka merencanakan serangan bersenjata ketiga di wilayah Donetsk dan Luhansk. Tentu saja, kami tidak punya jalan keluar lain, tidak ada pilihan lain untuk memastikan keamanan kami," tuding dia.

Baca juga: Rusia Serang Tangki Asam Nitrat di Pabrik Kimia Severodonetsk, Penduduk Terancam

Lebih lanjut, Matviyenko menuding, Rusia dan Ukraina pernah hampir menandatangani perjanjian damai, tetapi kekuatan eksternal yang mengendalikan Kiev tidak merestuinya. 

"Ngomong-ngomong, kami secara bersamaan pernah merundingkan perjanjian damai dengan Ukraina. Kami menarik pasukan dari Kyiv, Kharkov, dan perjanjian yang dapat diterima untuk Ukraina dan Rusia praktis sudah siap," ungkap dia.

"Istilah kuncinya adalah bahwa Ukraina akan tetap menjadi negara netral di luar blok, seperti Austria misalnya, bahwa itu akan menjadi negara non-nuklir. Tapi, sayangnya, mereka yang melakukan kontrol eksternal tidak membiarkan menandatangani perjanjian ini," tuding Matviyenko.

Presiden Ukraina Vladimir Zelensky sebelumnya mengatakan kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bahwa dirinya ingin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Perundingan Rusia-Ukraina telah dilakukan sejak 28 Februari.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Berusaha Kuasai Luhansk Sebelum Senjata Barat Datang

Beberapa pertemuan diselenggarakan di Belarus, kemudian kedua pihak melanjutkan negosiasi dalam format konferensi video.

Putaran pembicaraan offline berikutnya berlangsung di Istanbul pada 29 Maret.

Namun pada 12 April, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada wartawan bahwa Ukraina telah menyimpang dari perjanjian sebelumnya dan mendorong proses itu ke jalan buntu.

Pada tanggal 20 April, sekretaris pers Putin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskwa telah menyerahkan ke Kyiv draf dokumen perjanjian yang ditulis dengan jelas dan sedang menunggu tanggapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com