Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kecelakaan Pesawat Mematikan Sering Terjadi di Nepal?

Kompas.com - 31/05/2022, 14:35 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Bloomberg

KATHMANDU, KOMPAS.com - Nepal, negara Himalaya yang indah yang menjadi favorit wisatawan petualang, peziarah, dan pendaki gunung, sesungguhnya adalah jalur paling berisiko bagi penerbangan.

Pada Minggu (29/5/2022), negara itu mengalami kecelakaan pesawat mematikan ke-10 dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir Bloomberg, sebuah pesawat bermesin ganda berusia 43 tahun yang dioperasikan Tara Air dan membawa 22 orang, hilang kontak setelah lepas landas dari Pokhara, wisata tepi danau yang terletak di bawah pegunungan Annapurna, untuk penerbangan singkat ke pangkalan trekking Jomsom.

Baca juga: Baru 14 Mayat yang Ditemukan di Lokasi Jatuhnya Pesawat Tara Air di Nepal

Puing-puing pesawat ditemukan Senin (30/5/2022) di lereng gunung dan 14 mayat telah ditemukan, menurut pihak berwenang Nepal.

"Pencarian yang melibatkan sekitar 60 penyelamat sedang berlangsung dalam cuaca yang sangat buruk dan medan yang sulit," kata Deo Chandra Lal Karn, juru bicara Kementerian Penerbangan Sipil.

"Pesawat itu membawa 13 penumpang Nepal, empat India, dua Jerman dan tiga awak," tambahnya.

Ini adalah kecelakaan pesawat fatal ke-10 di Nepal dalam 10 tahun, termasuk kecelakaan lain yang melibatkan Tara Air pada tahun 2016, data Jaringan Keselamatan Penerbangan menunjukkan.

Keragaman pola cuaca bersama dengan topografi yang tidak bersahabat Nepal membuat penerbangan menjadi menantang dan telah berkontribusi pada kecelakaan, kata otoritas penerbangan sipil negara itu dalam laporan keselamatan 2019.

Baca juga: Pesawat Tara Air dengan 22 Penumpang Hilang di Nepal

Ibu kota Kathmandu adalah gerbang perjalanan udara utama Nepal, dari mana orang-orang menggunakan pesawat yang lebih kecil yang dioperasikan operator lokal untuk mencapai bagian-bagian terpencil negara itu dan kota-kota kecil di tengah pegunungan tertinggi di dunia.

Bandara Tenzing-Hillary di Lukla, Nepal timur laut, sering disebut sebagai bandara paling berbahaya di dunia, dengan landasan pacu tunggal yang mengarah ke bawah menuju lembah di bawahnya.

18 penumpang dan awak tewas ketika turboprop Yeti Airlines jatuh di sana pada tahun 2008.

Regulator global pun telah memperhatikan. Sebanyak 20 maskapai Nepal dilarang untuk terbang ke Eropa.

Baca juga: UPDATE Banjir dan Tanah Longsor di India dan Nepal, Sedikitnya 150 Orang Tewas

Pada tahun 2015, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB memprioritaskan Nepal untuk bantuan teknis.

“Nepal adalah negara yang indah namun terjal, membuat keselamatan operasi udara lebih menantang daripada di wilayah lain di dunia,” ungkap mereka.

Puing-puing pesawat yang jatuh hari Minggu terletak di dekat distrik Mustang di barat laut negara itu setelah penduduk setempat melaporkan melihat "sesuatu yang terbakar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com