"Tidak ada perubahan, juga tidak ada perubahan yang direncanakan, pada status quo Temple Mount," katanya dalam sebuah pernyataan, menggunakan istilah Yahudi untuk tempat suci ketiga bagi umat Muslim itu.
"Keputusan pengadilan hakim difokuskan secara eksklusif pada masalah perilaku anak di bawah umur yang dibawa ke hadapannya, dan tidak termasuk penentuan yang lebih luas mengenai kebebasan beribadah di Bukit Bait Suci."
Jordan, mitra keamanan Israel yang didukung AS yang berfungsi sebagai penjaga Al Aqsa, juga telah menyuarakan keprihatinan tentang kunjungan Yahudi ke kompleks tersebut.
Baca juga: Polisi Israel Serang Prosesi Pemakaman Jurnalis Al Jazeera yang Terbunuh
Perselisihan ini muncul seminggu sebelum sayap kanan Israel akan mengadakan pawai bendera tahunan melalui Kota Tua, menandai penguasaannya oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Israel kemudian mencaplok Yerusalem Timur yang diduduki, sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Peristiwa itu memicu kemarahan warga Palestina, yang menginginkan Kota Tua dan bagian lain dari Yerusalem Timur yang diduduki sebagai ibu kota negara masa depan yang mereka harapkan.
Hamas, sebuah kelompok Palestina, yang berperang di Gaza dengan Israel tahun lalu yang sebagian dipicu oleh ketegangan di Yerusalem Timur yang diduduki, menggambarkan rute yang direncanakan pawai bendera melalui kawasan Muslim di Kota Tua sebagai "menambah bahan bakar ke api".
"Saya memperingatkan musuh agar tidak melakukan kejahatan seperti itu," kata kepala Hamas Ismail Haniyeh dalam pidato yang disiarkan televisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.