Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shanghai Cabut Lockdown Bertahap, Transportasi Umum Beroperasi Lagi

Kompas.com - 22/05/2022, 22:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SHANGHAI, KOMPAS.com - Shanghai mengoperasikan kembali sebagian transportasi umum pada Minggu (22/5/2022), menandai pembukaan kembali secara bertahap setelah hampir dua bulan lockdown.

Kota terbesar di China itu hampir seluruhnya ditutup sejak April, ketika menjadi pusat wabah virus corona terburuk di "Negeri Panda" sejak masa-masa awal pandemi.

Tidak seperti negara-negara perekonomian utama lainnya, China mempertahankan strategi nol Covid untuk membasmi klaster virus, meski menjadi semakin sulit dengan varian Omicron.

Baca juga: Mengenal Strategi Nol Covid China, Begini Cara Kerja dan Risikonya...

Namun, ketika infeksi baru telah melambat, Shanghai dengan hati-hati melonggarkan pembatasan. Beberapa pabrik melanjutkan operasi dan penduduk di daerah berisiko rendah diizinkan keluar ruangan.

Sebanyak empat dari 20 jalur kereta bawah tanah kota akan beroperasi kembali pada Minggu (22/5/2022) bersama dengan beberapa transportasi jalan, kata para pejabat kota mengumumkan minggu ini.

Orang-orang yang naik angkutan umum harus menunjukkan hasil tes Covid negatif dalam waktu 48 jam dan memiliki suhu badan normal, tambah pejabat pada Sabtu (21/5/2022).

Akan tetapi, meskipun ada upaya lebih luas untuk mengurangi pembatasan, distrik Jing'an kembali dikunci pada Minggu (22/5/2022), menurut pemberitahuan resmi yang dikutip AFP.

Jing'an akan menjalani tiga putaran tes Covid massal berturut-turut mulai Minggu dan penduduk tidak boleh meninggalkan rumah mereka selama periode ini, kata pemberitahuan via WeChat tersebut.

"'Izin keluar' yang telah dikeluarkan akan ditangguhkan," tambah pemberitahuan itu pada Sabtu (21/5/2022), sambil meyakinkan warga bahwa kemenangan tidak jauh lagi.

Baca juga:

Shanghai kota berpenduduk 25 juta orang melaporkan lebih dari 600 kasus Covid pada Minggu (22/5/2022), yang 570 di antaranya tanpa gejala, menurut data Komisi Kesehatan Nasional.

Namun, pembatasan berlanjut di kota-kota China lainnya dengan lonjakan kasus Covid, termasuk di ibu kota Beijing, yang melarang makan di luar dan mengharuskan jutaan orang bekerja dari rumah.

Hingga Sabtu (21/5/2022), hampir 5.000 orang di kompleks perumahan Nanxinyuan Beijing telah dipindahkan ke hotel karantina setelah 26 kasus baru ditemukan dalam beberapa hari terakhir, media pemerintah melaporkan.

Kekhawatiran memuncak bahwa Beijing mungkin mengambil pendekatan serupa Shanghai, ketika lockdown berakibat banyaknya akses kurang memadai ke makanan dan perawatan medis.

Baca juga: Shanghai Umumkan Wabah Covid-19 Terburuk di China Telah Dikendalikan

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Raja Salman Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi, Akan Jalani Tes Medis

Raja Salman Nyeri Sendi dan Suhu Tinggi, Akan Jalani Tes Medis

Global
Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Global
Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Global
Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Global
Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Global
Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Global
Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Global
[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

Global
SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

Global
Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Global
Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Global
Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Global
Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Global
Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com