Tetapi Zhdanov khawatir pulau itu juga dapat digunakan sebagai garis depan kedua.
"Jika Rusia berhasil memasang sistem pertahanan udara jarak jauh, maka mereka akan dapat mempertahankan skuadron mereka, yang dapat mencapai garis pantai Ukraina."
Kondisi itu juga akan memberi pasukan Rusia kesempatan untuk masuk ke Transnistria, wilayah Moldova yang memisahkan diri di bawah kendali Rusia yang terletak di sebelah Ukraina dan tidak jauh dari Odessa.
Selain itu, Pulau Ular hanya berjarak 45 km dari pantai Rumania, yang merupakan anggota aliansi militer negara-negara Barat, NATO.
Analis angkatan laut Inggris Jonathan Bentham meyakini peletakan sistem rudal udara S-400 Rusia di pulau itu akan "mengubah situasi".
Baca juga: Kali Pertama Sejak Invasi di Ukraina, Menhan AS Berbicara dengan Menhan Rusia
Jika Rusia mampu mengerahkan sistem rudal, Odessa tidak hanya akan berada di bawah ancaman, tetapi sisi selatan wilayah NATO juga ikut terancam, demikian peringatan sejarawan Rumania Dorin Dobrincu.
"Ini sangat penting bagi pemerintah dan rakyat Rumania dan juga untuk seluruh aliansi. Rusia akan memiliki kapasitas untuk menghancurkan kota-kota dan kemampuan militer di timur wilayah kami."
NATO memperkuat perbatasan Rumania sejak awal perang, mengirim pasukan Belgia dan Perancis.
Tetapi ada risiko ekonomi utama juga untuk Rumania. Pulau Ular terletak dekat dengan mulut Sungai Danube, yang mengukir perbatasan Rumania dengan Ukraina.
Pelabuhan Rumania di Laut Hitam, Constanta, tidak begitu jauh dari selatan dan telah menampung kapal-kapal kontainer yang tidak lagi dapat berlayar ke Odessa.
Analis militer-politik Rusia, Alexander Mikhailov mengatakan pasukan di Pulau Ular bisa berada dalam posisi untuk mengendalikan lalu lintas di barat laut Laut Hitam dan delta Sungai Danube - pintu gerbang Eropa tenggara.
"Jika ada pangkalan militer atau infrastruktur militer, akan mungkin untuk menghalangi kapal yang hendak masuk dan keluar sungai," katanya kepada media Rusia.
Baca juga: Jokowi: Hentikan Perang di Ukraina Sekarang Juga!
Lembaga Euro-Atlantic Resilience Centre di Rumania meyakini Rusia dapat memutuskan untuk mencaplok pulau itu dan mengendalikan sebanyak mungkin rute logistik di Laut Hitam menuju Bosphorus di Turki.
Secara historis, Pulau Ular adalah wilayah Rumania sampai diserahkan pada 1948 ke Uni Soviet, yang menggunakannya sebagai pangkalan radar.
Ketika Rumania berada di bawah pengaruh Soviet sampai 1989, Bukares menerima pengaturan tersebut.
Setelah komunisme jatuh, Ukraina mengambil alih dan akhirnya pada 2009 Mahkamah Internasional menyusun batas teritorial pulau tersebut, memberi Rumania hampir 80 persen landas kontinen Laut Hitam di dekat pulau itu, dan Ukraina sisanya.
Pulau Ular tidak hanya berguna secara strategis, karena bagian dari Laut Hitam ini kaya akan sumber daya hidrokarbon - sehingga keputusan Den Haag mengatur bahwa kedua negara itu memiliki cadangan minyak bumi dan gas.
Pulau Ular mungkin tampak seperti gumpalan batu kecil yang tidak begitu berharga, tetapi keberadaannya termasuk vital dalam perang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.