Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Korban Tewas Perang Ukraina Jauh Lebih Banyak daripada Angka Resmi

Kompas.com - 11/05/2022, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Kepala Misi Pengawasan Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina Matilda Bogner mengatakan, jumlah kematian di Ukraina yang sebenarnya jauh lebih banyak daripada angka resmi.

Dalam jumpa pers di Jenewa, Selasa (10/5/2022), Bogner menuturkan bahwa ribuan warga sipil telah tewas di negara itu sejak perang dimulai.

Dilansir Reuters, jumlah korban tewas sebenarnya melebihi angka kematian resmi yang diumumkan yakni 3.381 jiwa.

Baca juga: Kyiv: 1,2 Juta Warga Ukraina Diusir Paksa dan Dikirim ke Rusia

“Kami telah membuat perkiraan, tetapi yang bisa saya katakan untuk saat ini adalah bahwa itu ribuan lebih banyak daripada angka yang saat ini kami berikan kepada Anda,” kata Bogner.

Pekan lalu, dia dan timnya mengunjungi daerah sekitar ibu kota Ukraina, Kyiv, serta Chernihiv yang pernah diduduki pasukan Rusia.

Tim PBB, yang mencakup 55 pengawas di Ukraina, berujar bahwa sebagian besar kematian disebabkan oleh senjata peledak yang memiliki area luas seperti rudal dan serangan udara.

Dia menambahkan bahwa "lubang hitam besar" yang sebenarnya adalah Mariupol, di mana sulit untuk mengakses dan mendapatkan informasi yang solid.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-75 Serangan Rusia ke Ukraina, Pidato Hari Kemenangan Putin dan Pertempuran di Timur

Mariupol, sebuah kota pelabuhan di Laut Azov, telah mengalami pertempuran paling merusak dalam perang di Ukraina.

Hingga 98 persen dari semua bangunan Mariupol telah dilenyapkan, sebagaimana dilaporkan parlemen Ukraina di aplikasi perpesanan Telegram.

Sementara itu, Pemerintah Ukraina melaporkan kemungkinan puluhan ribu orang telah terbunuh di sana sejak invasi Rusia yang tidak beralasan dimulai pada 24 Februari.

Di Mariupol, pabrik baja Azovstal diyakini sebagai daerah terakhir yang masih dipegang oleh pejuang Ukraina.

Baca juga: Buka Parade Kemenangan Perang Dunia II, Putin: Rusia Bela Tanah Air di Ukraina

“Selain militer, setidaknya 100 warga sipil masih di tempat (Azovstal). Namun, ini tidak mengurangi intensitas serangan oleh penjajah,” tulis salah satu pejabat Kota Mariupol, Petro Andryushchenko, di Telegram.

Ukraina mengatakan, pasukan Rusia mengebom sebuah pabrik baja di Mariupol pada Selasa di mana seorang pejabat lokal mengatakan setidaknya 100 warga sipil masih bersembunyi di sana.

Rusia telah memutus akses di Mariupol sehingga sulit untuk mengirim pasokan makanan, dan obat-obatan, termasuk air, ke warga sipil dan pejuang yang terjebak di sana.

Resimen Azov, yang bertahan di Azovstal, mengatakan di Telegram bahwa dalam 24 jam terakhir, 34 pesawat Rusia telah terbang di atas pabrik termasuk delapan serangan mendadak oleh bomber strategis.

Baca juga: 3 Skenario Ukraina Menang Perang Lawan Rusia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com