Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Asal Indonesia Ikut Pemilu Australia: Di Sini Bukan Dicoblos, tapi Dinomori

Kompas.com - 08/05/2022, 22:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Saya melihat pada program-program sosial, jadi saya lebih ke Partai Buruh. Dulu pernah kerja di pertambangan dan wajib masuk di union (serikat buruh), kalau ada masalah, Partai Buruh yang bantu," jelasnya.

"Tapi juga tergantung situasinya. Kalau misalnya Partai Liberal memberikan program-program yang lebih bagus, pilihan saya bisa saja berubah," kata Bela.

Menurut Bela, isu-isu penting yang terkait langsung dengannya dalam pemilu kali ini di antaranya yaitu tunjangan aged care, atau untuk warga lansia dan asuransi kesehatan Medicare.

Baca juga: Covid-19 India Mengganas, Cerita WNI: Warga Kasta Atas Merasa Hebat, Abaikan Prokes

Memberi nomor, bukan mencoblos

Andre mengatakan selama ini dirinya selalu menggunakan postal vote karena lebih praktis dan tidak menghalangi aktivitas lainnya pada saat hari pemilu.

Contoh kertas suara untuk DPR Australia.HOUSE OF REPRESENTATIVE via ABC INDONESIA Contoh kertas suara untuk DPR Australia.
"Caranya, kita apply dulu ke panitia voting, terus nanti dikirimin ballot-nya (kertas suara)," katanya.

"Nah kita isi deh dan pas tanda tangan harus disaksikan sama orang lain. Kita harus kirim balik sebelum tanggal yang ditentukan."

Menurut AEC, jika pemilih datang langsung ke TPS, mereka akan diberikan dua kertas suara: satu untuk Dewan Perwakilan Rakyat, dan satu untuk Senat.

Untuk memberikan suara di DPR, pemilih harus memberi nomor pada kotak di samping nama setiap caleg yang tertera di kertas suara.

Pemberian nomor ini dilakukan sesuai urutan preferensi dari pemilih.

Kertas suara untuk Senat Australia biasanya sangat panjang dan lebar karena memuat banyak sekali nama calon senator yang akan mewakili negara bagian.TWITTER @thegabs92 via ABC INDONESIA Kertas suara untuk Senat Australia biasanya sangat panjang dan lebar karena memuat banyak sekali nama calon senator yang akan mewakili negara bagian.
"Kita diminta untuk memberi nomor di dalam kotak itu. Caleg yang paling kita inginkan harus kita beri nomor 1, yang kurang diinginkan diberi nomor 2. Begitu seterusnya," kata Widha.

"Jadi di sini kertas suaranya bukan dicoblos tapi dinomori," ujarnya.

Jadi misalnya ada 10 caleg di satu daerah pemilihan, maka pemilih harus memberikan nomor 1 sampai 10 dalam kotak di samping nama-nama caleg tersebut.

Bila ada kotak yang tidak diisi, maka suara pemilih ini tidak akan dihitung.

Alasannya, menurut AEC, karena Pemilu di Australia menggunakan sistem pemungutan suara preferensial. Artinya, bila di suatu daerah pemilihan tidak ada caleg yang meraih suara mayoritas (50 + 1) maka suara preferensi yang akan menentukan siapa pemenang di daerah pemilihan itu.

Bila ingin lebih tahu cara memberikan suara dalam pemilu Australia, saksikan video "Politik Dijelaskan" dalam Bahasa Indonesia pada tautan di atas.

Simak artikel lainnya dari ABC Indonesia.

Baca juga: Cerita WNI di Finlandia: Penganggur Dapat Rp 13 Juta Sebulan, Tidak Ada Copet

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com