Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI di India Saat Dilanda Gelombang Panas: Saya Tak Kuat, Baru 2 Langkah Keluar, Tenggorokan Langsung Kering

Kompas.com - 02/05/2022, 18:35 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang mahasiswi Indonesia di India mengatakan sempat terkena heatstroke atau sengatan panas di tengah gelombang panas yang melanda setengah dari negara itu.

Pemerintah India mengatakan gelombang panas dengan suhu mencapai lebih dari 45 drajat Celsius, memengaruhi jutaan orang.

Anggy Eka Pratiwi, mahasiswi doktoral di Jodphur, Rajahsthan mengatakan dalam bulan puasa, dia sempat keluar pada siang hari dan mengaku baru dua kali melangkah ke luar, tenggorokan langsung kering.

Baca juga: Indonesia Larang Ekspor CPO, India Kelimpungan, Malaysia Banjir Pesanan

Badan Meteorologi India memperingatkan suhu udara akan naik di sebagian negara bagian dalam lima hari ke depan. Suhu udara mencapai 51 drajat Celsius di kota Phalodi, sekitar dua jam dari Jodphur, Rajashthan pada Kamis (28/4/2022), rekor terpanas yang pernah tercatat di India.

"Sebagai orang Indonesia saya tak kuat. Saat itu pas puasa dan saya keluar ambil buku, sekitar 500 meter saja dari tempat saya tinggal. Saya kembali dan pusing, tidak hilang dan malah sering buang air... Setelah tiga hari ke dokter dan diberitahu ini efek dehidrasi dan heatstroke dan disarankan untuk tidak berpuasa dulu. Disarankan tidak keluar rumah selama seminggu," cerita Anggy kepada wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin.

Anggy mengatakan situasi di kota sangat sepi pada siang hari dan pihak kampus menyarankan para mahasiswa untuk tidak keluar rumah dari pukul 12.00 siang sampai 17.00 sore.

"Selain udara yang panas, anginnya juga panas banget. Saat keluar saya pakai payung, topi, penutup muka. Kering banget, keringat langsung hilang," cerita Anggy.

Mahasiswi doktoral computer engineering ini baru setahun berada di Rajashthan. Ia mengatakan tahun lalu udara sudah mencapai 41 derajat Celcius sampai 45 derajat Celcius, namun tidak sekering seperti sekarang.

Baca juga: Hampir 11 Ribu Pengeras Suara Dicopot dari Tempat Keagamaan di Negara Bagian India

Anggy juga mengatakan banyak bangunan di Rajashtan disiapkan untuk menangkal panas dengan bahan bangunan dari batu, bukan bata bata, sehingga dapat mengurangi panas sekitar 10 derajat Celcius.

Kepala fungsi Penerangan Sosial Budaya, KBRI Delhi, Hanafi mengatakan panasnya udara mencapai 45 derajat Celcius biasanya terjadi pada bulan Juni, namun tahun ini datang lebih cepat.

Tingginya suhu udara -yang dimulai pada Maret lalu - juga menyebabkan naiknya kebutuhan listrik dan menimbulkan kekhawatiran kekurangan batubara dan semakin seringnya mati listrik.

Seorang mahasiswi Indonesia di India, Anggy mengatakan tenggorokan langsung kering, baru dua langkah keluar rumah.ANGGY EKA PERTIWI via BBC Indonesia Seorang mahasiswi Indonesia di India, Anggy mengatakan tenggorokan langsung kering, baru dua langkah keluar rumah.

Pemerintah India memperingatkan rumah sakit-rumah sakit dan jaringan kereta akan segera terdampak.

Tingginya suhu udara diperparah dengan kurangnya curah hujan. Maret lalu tercatat sebagai bulan terpanas di India sejak 122 tahun lalu.

Baca juga: Perubahan Iklim, Gelombang Panas 40 Derajat Celsius Terjang India

Perdana Menteri Narendra Modi kepada para menteri kepala Rabu (27/4/2022) lalu mengatakan, "suhu udara meningkat cepat dan naik jauh lebih cepat dibandingkan biasanya".

Gelombang panas sering terjadi di India, khususnya pada bulan Mei dan Juni. Namun musim panas mulai jauh lebih awal dengan meningkatnya suhu udara pada Maret lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Global
Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Global
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Global
Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com