Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/04/2022, 11:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Larangan Indonesia atas ekspor minyak sawit mentah dan produk-produk turunannya membuat 290.000 ton minyak nabati yang seharusnya dikirim ke pelabuhan dan pabrik minyak di India jadi terhambat, kata empat pejabat industri terkait kepada Reuters, Kamis (27/4/2022).

Gangguan pengiriman itu terjadi setelah pemerintah Indonesia melarang ekspor produk minyak sawit, termasuk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), minyak sawit merah atau red palm oil (RPO), palm oil mill effluent (POME), serta refined, bleached, deodorized (RBD) palm olein, dan minyak jelantah (used cooking oil).

Kalangan pejabat India mengungkapkan larangan itu akan menyebabkan kelangkaan minyak sayur di negara tersebut.

Baca juga: India Kalang Kabut gara-gara Jokowi Larang Ekspor CPO

Indonesia memproduksi sekitar 60 persen minyak sawit dunia, dengan sepertiganya dikonsumsi oleh pasar domestik. India, China, Uni Eropa dan Pakistan termasuk di antara pelanggan utama minyak sawit Indonesia, ungkap AFP.

"Kapal kami yang membawa 16.000 ton minyak tertahan di pelabuhan Kumai di Indonesia," kata Pradeep Chowdhry, Direktur Pelaksana Gemini Edibles & Fats India Pvt Ltd, yang membeli sekitar 30.000 ton minyak kelapa sawit Indonesia setiap bulan.

"Kami tidak tahu kapan Indonesia akan mencabut larangan itu dan pengiriman yang terhambat bisa dilanjutkan lagi."

Baca juga: Sampai Kapan Harga Sawit Anjlok di Tingkat Petani Usai Larangan Ekspor CPO?

India adalah importir minyak sawit terbesar di dunia dan mengandalkan sekitar 700.000 ton minyak dari Indonesia setiap bulan.

Selain India, pelaku bisnis minyak sawit dari Pakistan sebelumnya berharap Indonesia meninjau ulang soal kebijakan ekspornya itu.

"Sudah saatnya Indonesia mengurangi penggunaan minyak sawit untuk biodiesel dan menghapus larangan. Jika Indonesia melanjutkan larangan tersebut, maka kami akan meminta pemerintah Pakistan untuk berbicara dengan Pemerintah Indonesia untuk memulihkan pasokan," kata Rasheed JanMohd, ketua asosiasi penyulingan minyak nabati Pakistan (PEORA) seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Bisakah Larangan Ekspor CPO dkk Atasi Masalah Minyak Goreng? Ini Kata Ekonom

Malaysia berjuang penuhi permintaan lebih tinggi

Sementara eksportir minyak sawit terbesar kedua, Malaysia, tengah berjuang untuk memenuhi jumlah permintaan yang lebih tinggi. Untuk pengiriman cepat, Malaysia meminta harga mendekati rekor tertinggi.

Saat ini, para pembeli minyak sawit bergegas memesan dan membeli minyak dari Malaysia, tapi Malaysia belum bisa memenuhi permintaan, kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, sebuah perusahaan pialang dan konsultan minyak nabati.

Malaysia wajib memenuhi komitmen lama mereka dan tidak dapat menyediakan minyak sawit untuk pengiriman cepat, katanya.

Pengiriman minyak sawit menyumbang hampir 60 persen dari seluruh pengiriman minyak nabati dunia.

Minyak sawit bisa digunakan dalam segala hal, seperti memasak, produksi kosmetik, sampai pembuatan produk-produk pembersih. Indonesia, sebagai produsen utama, menyumbang sekitar sepertiga dari semua ekspor minyak nabati.

Baca juga: TNI AL Amankan 63 Juta Metrik Ton CPO yang Akan Diekspor secara Ilegal

India dalam masalah

Dua pertiga kebutuhan minyak nabati India dipenuhi dari impor. New Delhi mengandalkan minyak sawit setelah pasokan minyak bunga matahari dari eksportir utama, Ukraina, dihentikan karena invasi Rusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

AS Hentikan Bantuan ke Gabon Setelah Kudeta Militer

AS Hentikan Bantuan ke Gabon Setelah Kudeta Militer

Global
Penyebab Kebakaran Pesta Pernikahan Irak yang Tewaskan 100 Orang

Penyebab Kebakaran Pesta Pernikahan Irak yang Tewaskan 100 Orang

Global
Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak Tewaskan Sedikitnya 100 Orang, Kembang Api Jadi Pemicu

Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak Tewaskan Sedikitnya 100 Orang, Kembang Api Jadi Pemicu

Global
UPDATE Ledakan di Nagorno-Karabakh, 68 Orang Tewas, 105 Belum Ditemukan

UPDATE Ledakan di Nagorno-Karabakh, 68 Orang Tewas, 105 Belum Ditemukan

Global
[POPULER GLOBAL] Ledakan di Nagorno-Karabakh | Lansia Timbun Sampah 3 Ton

[POPULER GLOBAL] Ledakan di Nagorno-Karabakh | Lansia Timbun Sampah 3 Ton

Global
Sampah Makanan Menumpuk, Supermarket di Australia Diminta Perpanjang Masa Kedaluwarsa

Sampah Makanan Menumpuk, Supermarket di Australia Diminta Perpanjang Masa Kedaluwarsa

Global
Setahun Serangan di Pipa Gas Nord Stream: Sedikit Fakta, Banyak Spekulasi

Setahun Serangan di Pipa Gas Nord Stream: Sedikit Fakta, Banyak Spekulasi

Global
Desa-desa Rusia Mati Listrik Setelah Diserang Drone Ukraina

Desa-desa Rusia Mati Listrik Setelah Diserang Drone Ukraina

Global
Diklaim Tewas oleh Ukraina, Komandan Rusia Muncul di Video Pertemuan

Diklaim Tewas oleh Ukraina, Komandan Rusia Muncul di Video Pertemuan

Global
Singapura Ledakkan Bom Perang Dunia II Seberat 100 Kg, 4.000 Warga Dievakuasi

Singapura Ledakkan Bom Perang Dunia II Seberat 100 Kg, 4.000 Warga Dievakuasi

Global
Lansia Timbun Sampah 3 Ton di Rumah Selama 3 Tahun, Tetangga Lapor Tak Tahan Bau

Lansia Timbun Sampah 3 Ton di Rumah Selama 3 Tahun, Tetangga Lapor Tak Tahan Bau

Global
Ukraina Terkini: Rusia Serang Pelabuhan Izmail dengan 38 Drone Selama 2 Jam

Ukraina Terkini: Rusia Serang Pelabuhan Izmail dengan 38 Drone Selama 2 Jam

Global
Polisi AS Pensiun Usai Salah Tabrak Mobil Saat Kejar Tersangka

Polisi AS Pensiun Usai Salah Tabrak Mobil Saat Kejar Tersangka

Global
Dianggap Halangi Polisi, Ketua Kelompok Jurnalis Hong Kong Dibui

Dianggap Halangi Polisi, Ketua Kelompok Jurnalis Hong Kong Dibui

Global
Ukraina Klaim Komandan Armada Laut Hitam Rusia Tewas di Crimea

Ukraina Klaim Komandan Armada Laut Hitam Rusia Tewas di Crimea

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com