MARIUPOL, KOMPAS.com - Sekelompok warga sipil, yang kira-kira terdiri dari 20 orang, telah meninggalkan pabrik baja Azovstal di Mariupol pada Sabtu (30/4/2022), bagian terakhir dari kota itu yang masih berada di tangan pasukan Ukraina.
Mereka adalah kelompok pertama yang meninggalkan kawasan ini, sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan area industri luas ini untuk ditutup rapat pekan lalu.
Baca juga: Pembuatan Bunker Nuklir Melonjak saat Perang Rusia-Ukraina Picu Ketakutan di Seluruh Eropa
Perbincangan masih berlangsung untuk membebaskan sekitar 1000 warga sipil yang masih terjebak di dalam pabrik.
Sementara itu, Rusia mengatakan akan meningkatkan serangannya di timur.
Lebih dari seminggu yang lalu, setelah mengatakan pasukannya berhasil menduduki Mariupol, Presiden Putin berkata kepada para tentaranya: "Tutup kawasan industri ini, sehingga seekor lalat sekalipun tidak bisa masuk."
Namun media Rusia melaporkan 25 warga sipil berhasil meninggalkan Azovstal pada Sabtu (30/4/2022), termasuk di antaranya enam anak-anak berusia di bawah 14 tahun. Laporan itu tidak mengatakan kemana kelompok ini dibawa pergi.
Peristiwa ini juga dikonfirmasi oleh tentara yang berada di dalam pabrik baja Azovstal di Mariupol. Mereka mengatakan jumlah yang kabur adalah 20 orang, perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Tak Diumumkan, Ketua DPR AS Tiba-tiba Kunjungi Ukraina, Temui Zelensky
Wakil komandan resimen Azov, Sviatoslav Palamar, mengatakan mereka "dipindahkan ke tempat yang layak dan kami berharap mereka akan dievakuasi ke Zaporizhzhia, di wilayah yang dikuasai Ukraina."
Kepada BBC, Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko mengatakan orang-orang "berada di garis antara hidup dan mati".
"(Orang-orang) menunggu, mereka berdoa akan diselamatkan... Sulit untuk berkata berapa hari atau jam yang kami miliki untuk menyelamatkan nyawa mereka."
Menguasai Mariupol akan membantu rencana Moskwa, untuk merebut seluruh area semenanjung selatan Ukraina.
Ini akan menghubungkan wilayah separatis pro-Rusia seperti Donetsk dan Luhansk di timur Ukraina dengan Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014.
Ini juga akan meningkatkan akses ke wilayah pro-Rusia, daerah Transnistria hingga perbatasan barat Ukraina di Moldova.
Baca juga: Rusia Sebut Pencabutan Sanksi Jadi Bagian dari Pembicaraan Damai, tapi Lalu Dibantah Ukraina
Pada Sabtu (30/4/2022), tiga ledakan besar terdengar dari kota pelabuhan barat daya, Odesa, yang menurut para pejabat menghancurkan landasan pacu di bandara sehingga tidak bisa dipakai lagi.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk, mengatakan pasukan Rusia "secara bertahap meningkatkan intensitas serangan mereka di Ukraina timur, secara bersamaan di semua arah".