Hu Xijin, mantan editor tabloid Global Times yang dikelola negara, dalam sebuah komentarnya menilai kematian Qian meningkatkan kesan bahwa perang melawan Covid-19 Shanghai telah membuat para pejabat “kewalahan”.
Namun dia bersikeras bahwa terlepas dari tragedi itu, Shanghai “harus mencapai pembersihan Covid” untuk kepentingan negara.
Kata-katanya telah digaungkan dalam beberapa hari terakhir oleh para pemimpin paling senior China.
Baca juga: China Laporkan Temuan Lebih dari 13.000 Kasus Omicron, Shanghai yang Terparah
Pada Rabu (13/4/2022), Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada para pejabatnya: “(Agar mereka) perlu mengatasi pikiran tak berdaya, kelelahan perang (Covid-19) … dan mentalitas yang lemah.”
Sementara pada Jumat (15/4/2022), wakil perdana menteri Sun Chunlan menegaskan kembali komitmen teguh pemerintah untuk menerapkan strategi "nol Covid".
Ketegangan antara garis keras pihak berwenang dan protes akar rumput terhadap kekurangan pangan telah mengungkap dilema bagi Beijing akan penerapan strategi "nol Covid".
“Krisis pasokan makanan di Shanghai telah menjadi masalah utama yang mengejutkan penduduk Shanghai dan membuat mereka mempertanyakan strategi anti-Covid,” kata Prof Jane Duckett, seorang pengikut lama politik dan masyarakat Shanghai di Universitas Glasgow sebagaimana dilansir Guardian.
Masalahnya, kata dia, tanpa logistik yang lebih baik dalam pasokan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, ada tekanan untuk melonggarkan pembatasan. Akan tetapi relaksasi kemungkinan akan menyebabkan penyebaran virus, dan pemandangan seperti Covid-19 Hong Kong.
“Protes dan ketidakstabilan tampaknya tidak dapat dihindari.”
Para ahli mengatakan meskipun berkembang seruan di luar negeri agar China membuang strategi nol Covid-nya, masalah rendahnya tingkat vaksinasi pada populasi rentan (60 tahun ke atas), akan menimbulkan bencana pada sistem perawatan China.
Baca juga: Shanghai Tak Akan Lockdown meski Covid-19 Melonjak, Mulai Tinggalkan Strategi Nol-Covid?
Pada 5 April, lebih dari 92 juta warga China berusia 65 tahun ke atas masih belum menerima tiga dosis vaksin. Ini membuat mereka berisiko lebih besar tertular gejala parah atau meninggal akibat virus.
Lebih mengkhawatirkan lagi, 20,2 juta orang berusia 80 tahun ke atas juga belum sepenuhnya divaksinasi.
“Kepemimpinan China telah terpojok,” kata Yanzhong Huang, seorang rekan senior di lembaga pemikir Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di New York.
Victor Shih, Pakar Politik Elit China di University of California San Diego menilai apa yang terjadi di Shanghai dan di tempat lain di China akan memiliki konsekuensi politik menjelang kongres nasional ke-20 Partai Komunis akhir tahun ini.
“Partai biasanya menginginkan lingkungan ekonomi dan politik yang lancar menuju kongres. Tetapi Covid dan berbagai cara kota-kota China menanggapinya akan menciptakan lingkungan yang sangat menantang bagi partai,” katanya.
Adapun menurutnya bagi penduduk Shanghai, yang memiliki reputasi tidak tertarik pada politik, masalah mendesak sekarang adalah melewati periode ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.