Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Sejarah! Ketanji Brown Jackson, Perempuan Kulit Hitam Pertama Jadi Hakim Agung Amerika Serikat

Kompas.com - 08/04/2022, 04:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AMERIKA Serikat mencatatkan sejarah baru pada Kamis (7/4/2022) waktu setempat, yaitu menempatkan perempuan kulit hitam untuk kali pertama di kursi hakim agung. 

Pemungutan suara di Senat Amerika Serikat memberikan 53 suara dukungan bagi Ketanji Brown Jacskon untuk menempati kursi hakim agung Amerika Serikat. Rinciannya, 48 suara dari Partai Demokrat, dua suara independen, dan tiga suara dari kubu Republikan.

Sebagaimana video yang antara lain diunggah New York Times dan Bloomberg di media sosialnya, konfirmasi dukungan untuk Jackson langsung dibacakan oleh Wakil Presiden AS Kamala Haris.

Keterpilihan Jackson ini sekaligus mengakhiri rezim mayoritas laki-laki kulit putih di Mahkamah Agung Amerika Serikat yang sudah berjalan selama 233 tahun. 

Presiden Amerika Serikat Joe Biden sontak menyambut keterpilihan Jackson ini sebagai momen bersejarah bagi bangsa. 

Anggota Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schummer, menyebut seharusnya tonggak sejarah seperti ini sudah terjadi beberapa generasi lalu. Meski demikian, dia berpendapat bahwa bagaimana pun capaian ini merupakan sejarah. 

"Amerika pada hari ini mengambil langkah besar untuk membuat serikat kami lebih sempurna," kata Schumer seperti dikutip AFP. 

Schumer pun berkeyakinan bahwa Jackson akan tercatat dalam sejarah dalam menjalani tugasnya sebagai hakim agung. 

"... sebagai raksasa Amerika yang di pundaknya orang lain akan berdiri tegak dan demokrasi kita (Amerika) akan lebih baik karenanya," kata dia.

Bagi Biden, hasil suara 53-47 yang mengonfirmasi keterpilihan Jackson sebagai hakim agung ini adalah peristiwa besar dengan sejumlah sebab. Biden pernah memimpin Komite Kehakiman Sent pada 1980-1990-an tanpa bisa mendapatkan kemenangan seperti ini. 

Lalu, Biden juga baru-baru ini gagal meloloskan undang-undang hak suara. Keterplihan Jackson sedikit menjadi penawar yang bisa Biden sodorkan kepada pemilih kulit hitam yang harus diakui menopang kemenangannya pada Pemilu AS 2020. 

Proses pemilihan Jackson di Senat memakan waktu 42 hari, menjadi salah satu proses konfirmasi pemilihan hakim agung tersingkat dalam sejarah. Waktu yang diperlukan ini hanya kalah singkat dari pemilihan Amy Coney Barret di masa Presiden Donald Trump.

Baca juga: Kesetaraan, PR Hari Ibu dari Masa ke Masa dengan 3 Contoh Kasus

Mahkamah Agung di Amerika Serikat punya tugas memberikan keputusan terakhir atas sengketa hukum perdata dan pidana, sekaligus mengawal dan menafsirkan konstitusi.

Lembaga ini juga menjadi pemeriksa cabang-cabang kekuasaan lain di Amerika, pun berperan sebagai penengah perselisihan aneka ragam aspek kehidupan di Amerika mulai dari kebebasan beragama hingga kepemilikan senjata dan aborsi. 

Ada sembilan hakim agung di Mahkamah Agung Amerika Serikat. Dengan keterpilihan Jackson, akan ada empat hakum perempuan di sana, sekaligus menjadikan periode Mahkamah Agung dengan hakim agung paling beragam sekalipun mereka semua bersekolah di Harvard atau Yale. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com