People in Severodonetsk, in eastern Ukraine, have been under Russian bombardment since February 24. Volunteers trying to help people evacuate find many unsure about whether it's safer to leave the city or stay there. Report by @radiosvoboda. pic.twitter.com/4gx8eU47tv
— Radio Free Europe/Radio Liberty (@RFERL) April 5, 2022
"Sudah bertahun-tahun tidak ada apa-apa di kota ini. Yang ada hanya pengangguran. Yang ada hanya satu, pergi ke luar negeri, apalagi hampir semua orang sudah pergi ke Rusia", keluhnya.
Sejumlah warga sudah mempertimbangkan untuk evakuasi. Tapi mereka mengaku terlalu takut untuk pergi.
"Kami mempertimbangkannya (evakuasi), tapi itu menakutkan. Takut untuk pergi. Kapan kami akan kembali ke rumah?" kata seorang warga dari ruang bawah rumahnya di Severdonestsk kepada Radio Free Europe.
Pemerintah di Kyiv pada Rabu (6/4/2022) mengatakan kepada penduduk untuk meninggalkan rumah mereka "sekarang" atau "berisiko mati" karena serangan Rusia yang mengkhawatirkan.
Konvoi kemanusiaan PBB yang terdiri dari delapan truk mencapai kota itu pada Selasa (5/4/2022), membawa jatah makanan, tepung, terpal plastik dan selimut untuk sekitar 17.000 orang, serta empat generator listrik rumah sakit.
"Ukraina Timur terus menanggung beban permusuhan yang semakin intensif, dengan ribuan orang terputus dari pasokan gas dan air dan bangunan tempat tinggal berulang kali terkena tembakan di Severodonetsk," kata badan kemanusiaan PBB OCHA.
Satu orang tewas dan lima terluka dalam penembakan di kota terdekat Rubizhne pada hari Selasa (5/4/2022) dan tujuh lainnya "melepaskan diri dari puing-puing", kata Gaiday dalam unggahan media sosial terpisah.
Baca juga: Saat Ibu Ukraina Terpaksa Tulis Kontak Keluarga di Punggung Anak-anak Mereka…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.