LONDON, KOMPAS.com – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengeluarkan seruan kepada rakyat Rusia untuk menolak perang di Ukraina yang dilancarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Seruan tersebut disampaikan Johnson melalui video yang diunggah di internet, terutama di Twitter, sebagaimana dilansir The National, Rabu (6/4/2022).
Dalam pesannya, Johnson menggambarkan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia sebagai “noda” pada kehormatan negara.
Baca juga: Parlemen Rusia: Insiden Bucha Panggung Sandiwara Barat
Dia mendesak rakyat Rusia untuk menyiasati kendali Putin di media dengan mencari kebenaran tentang apa yang terjadi melalui outlet berita independen.
To the Russian people, look at what is being done in your name.
You deserve the truth. You deserve the facts. pic.twitter.com/sqDxvGnTnp
— Boris Johnson (@BorisJohnson) April 5, 2022
Sebelumnya, Kremlin menyebut foto-foto jenazah warga sipil yang dikatakan telah dibunuh oleh tentara Rusia di Kota Bucha, Ukraina, adalah berita palsu yang dibuat oleh Ukraina.
Johnson mengatakan, laporan itu sangat mengejutkan sehingga Putin dengan sengaja berusaha menyembunyikan kebenaran dari rakyatnya.
Baca juga: Parlemen Rusia: Insiden Bucha Panggung Sandiwara Barat
“Presiden Anda tahu bahwa jika Anda bisa melihat apa yang terjadi, Anda tidak akan mendukung perangnya,” katanya.
“Dia tahu bahwa kejahatan ini mengkhianati kepercayaan setiap ibu di Rusia yang dengan bangga melambaikan tangan kepada putranya saat dia pergi untuk bergabung dengan militer,” imbuh Johnson.
“Dan dia tahu itu adalah noda bagi kehormatan Rusia sendiri. Noda yang hanya akan tumbuh lebih besar dan tak terhapuskan setiap hari perang ini berlanjut,” sambungnya.
Baca juga: Kasus PHK Mulai Membanjiri Rusia karena Sanksi Barat
Dia menambahkan, individu memerlukan VPN untuk mengakses informasi independen dari seluruh dunia.
“Ketika Anda menemukan kebenaran, bagikan. Mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban. Dan sejarah akan mengingat siapa yang melihat ke arah lain,” tutur Johnson.
“Presiden Anda dituduh melakukan kejahatan perang. Tapi saya tidak percaya dia bertindak atas nama Anda,” ujar Johnson dalam bahasa Rusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.