Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden dan AUKUS Umumkan Kembangkan Rudal Hipersonik

Kompas.com - 06/04/2022, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden bersama para pemimpin dari AUKUS mengumumkan bahwa kelompok itu akan bergabung untuk mengembangkan rudal hipersonik.

AUKUS merupakan kerja sama pertahanan internasional antara AS, Australia, dan Inggris yang diumumkan pada September 2021, sebagaimana dilansir The Epoch Times.

Salah satu progra utama AUKUS adalah membangun armada kapal selam bertenaga nuklir untuk militer Australia sebagai bagian upaya keamana di kawasan Indo-Pasifik.

Baca juga: Seluk Beluk Rudal Hipersonik, Senjata Terkini Rusia dalam Konflik Ukraina, Sehebat Apa?

Terbaru, pada Selasa (5/4/2022), Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Biden memperbarui komitmen mereka untuk kemitraan tersebut dan mengumumkan rencana mengenai senjata hipersonik.

“Kami juga berkomitmen hari ini untuk memulai kerja sama trilateral baru pada hipersonik dan kontra-hipersonik, kemampuan peperangan elektronik, memperluas berbagi informasi, serta memperdalam kerja sama dalam inovasi pertahanan,” bunyi pernyataan itu.

Pengumuman itu keluar setelah muncul kabar yang menyebutkan bahwa AS secara diam-diam menguji rudal hipersonik pada Maret.

Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh CNN dan kemudian The Epoch Times mengonfirmasi kabar tersebut kepada seorang pejabat Pentagon.

Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik ke Ukraina, Diduga Ada Motif Tersembunyi

Rudal bernama Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) tersebut diluncurkan di Pantai Barat dari pesawat pengebom B-52.

Rudal tersebut mesesat dengan kecepatan Mach 5 atau lima kali kecepatan suara untuk jangka waktu yang lama.

Menurut menurut rilis dari Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), rudal tersebut naik ke ketinggian lebih dari 65.000 kaki dan terbang lebih dari 300 mil laut.

Kecepatan dan kemampuan manuver rudal jelajah hipersonik semacam itu memungkinkan rudal mampu menghindari tangkisan dari sistem pertahanan dan serangan cepat.

Baca juga: Rusia Kembali Gunakan Rudal Hipersonik Kinzhal, Serang Simpanan Bahan Bakar Ukraina

Energi kinetik sencata tersebut dapat secara efektif menghancurkan target, bahkan tanpa bahan peledak tinggi sekali pun, menurut DARPA.

Di sisi lain, China juga telah mengembangkan dan berhasil menguji rudal hipersoniknya sendiri dalam beberapa tahun terakhir.

Peluncuran rudal hipersonik China pertama kali dikonfirmasi oleh Pentagon pada Oktober 2021.

Meski pemerintahan Biden berkeras bahwa AUKUS tidak ditujukan untuk satu negara, banyak yang melihatnya sebagai respons untuk menangkal pengaruh China yang semakin kuat di kawasan Indo-Pasifik.

Baca juga: Spek Rudal Hipersonik Kinzhal Rusia: Terbang 10 Kali Kecepatan Suara, Bisa Lolos dari Pertahanan Udara

Selama dengar pendapat anggaran Kementerian Pertahanan AS pada Selasa, Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley memperingatkan potensi konflik di masa depan dengan China dan Rusia.

“Kami sekarang menghadapi dua kekuatan global, China dan Rusia, masing-masing dengan kemampuan militer yang signifikan, keduanya berniat untuk secara mendasar mengubah tatanan global berbasis aturan,” kata Milley.

“Kita memasuki dunia yang semakin tidak stabil, dan potensi konflik yang signifikan antara kekuatan internasional meningkat dan bukannya menurun,” sambung Milley.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-24 Serangan Rusia ke Ukraina, Tembakan Rudal Hipersonik hingga Peringatan Biden ke Xi Jinping

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com