CANBERRA, KOMPAS.com - Sembilan awak perahu nelayan asal Indonesia diperkirakan tewas setelah perahu mereka terbalik di dekat Karang Ashmore, sekitar 630 kilometer dari Broome di Australia Barat.
Namun, petugas penyelamat Australia berhasil menyelamatkan tiga orang dari peristiwa tersebut, setelah Otoritas Keselamatan Maritim Australia meminta kapal berbendera Singapura untuk menuju ke lokasi pada Senin (21/3/2022).
Salah satu nelayan berhasil ditarik dari kapal yang tenggelam oleh petugas penyelamat PHI International, sebelum dibawa ke rumah sakit Regional Broome dalam kondisi kritis.
Damian Baxter adalah salah seorang kru penyelamat yang berbasis di Broome dan turut membantu penyelamatan pria tersebut.
"Kondisinya kritis sekali. Situasinya sangat tidak menentu selama masa dua setengah jam pasien tersebut berada di dalam kapal," katanya.
Baca juga: 10 Nelayan Tewas dan 11 Lainnya Hilang Saat Kapal Spanyol Tenggelam di Kanada
Tim penyelamat PHI International melakukan usaha penyelamatan di garis pantai utara Australia barat.
Gordon Watt, manajer perusahaan tersebut, mengatakan, usaha mereka menyelamatkan tiga nelayan asal Indonesia sangat kompleks.
"Para nelayan tersebut mungkin sudah berada di air hampir 48 jam," katanya.
"Mereka jelas kelelahan, kurang minum, dan menderita karena keadaan saat itu," sambungnya.
Damian mengatakan, awak tim penyelamat sempat merasa lega ketika nelayan yang berusia sekitar 50 tahun tersebut berhasil diangkat dari kapal pengangkut peti kemas.
Baca juga: Diprotes Nelayan Irlandia, Rusia Pindahkan Latihan Angkatan Lautnya
"Kami lega bisa membawanya setelah berbagai rencana persiapan logistik yang kami lakukan," katanya.
Penyelamatan berlangsung di titik yang berjarak 180 kilometer arah barat dari Karang Ashmore di mana sedang terjadi Badai Tropis Charlotte yang melanda Samudra Hindia.
Hal tersebut mempersulit usaha penyelamatan yang melibatkan awak helikopter PHI, kapal pengangkut peti kemas asal Singapura dan pesawat yang diterbangkan dari Cairns.
"Lokasinya jauh sekali dari garis pantai, dan usaha penyelamatan itu harus dilakukan di malam hari yang melibatkan begitu banyak lembaga untuk saling berkoordinasi," kata Gordon.
Baca juga: Nelayan Cerita Pertarungannya Lawan Hiu Banteng, Nyaris Tewas hingga Selamat berkat Tombak