Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Sebut Tak Ada Bukti Ukraina Punya Program Senjata Biologis Seperti yang Dituduhkan Rusia

Kompas.com - 12/03/2022, 12:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (11/3/2022), mengatakan tidak memiliki bukti bahwa Ukraina memiliki program senjata biologis seperti yang dituduhkan Rusia.

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya pun menuduh Rusia menyebarkan klaim yang belum terbukti itu sebagai kemungkinan awal untuk meluncurkan serangan biologis atau kimianya sendiri.

Rusia sebelumnya menyerukan pertemuan 15 anggota Dewan Keamanan PBB untuk menegaskan kembali bahwa Ukraina menjalankan laboratorium senjata biologis dengan dukungan Departemen Pertahanan AS. 

Baca juga: PBB Akan Bahas Dugaan Pembuatan Senjata Biologis di Ukraina atas Permintaan Rusia

Dorongan pertemuan itu datang dari Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya.

Tapi, negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB menyebut klaim Rusia sebagai sebuah "kebohongan" dan "omong kosong" dan menggunakan sesi itu untuk menuduh Moskwa sengaja menargetkan dan membunuh ratusan warga sipil di Ukraina.

Izumi Nakamitsu, Perwakilan Tinggi PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata, mengatakan kepada dewan, bahwa PBB tidak mengetahui adanya program senjata biologis di Ukraina.

Berdasarkan perjanjian tahun 2005, Pentagon telah membantu beberapa laboratorium kesehatan masyarakat Ukraina dengan meningkatkan keamanan patogen berbahaya dan teknologi yang digunakan untuk penelitian.

Upaya tersebut telah didukung oleh negara lain dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO mengatakan pada Kamis (10/3/2022), bahwa pihaknya telah menyarankan Ukraina untuk menghancurkan patogen ancaman tinggi yang ditempatkan di laboratorium kesehatan masyarakatnya untuk mencegah "setiap potensi tumpahan" yang akan menyebarkan penyakit di antara penduduk.

Baca juga: Peringatan AS: Rusia Bisa Pakai Senjata Biologis di Ukraina

Utusan AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan Washington "sangat prihatin" dengan upaya Rusia memanfaatkan sidang itu untuk menutupi tindakannya sendiri yang menggunakan senjata biologi dan kimia di Ukraina.

Meskipun tidak memberikan bukti ancaman Rusia yang akan segera terjadi selama pertemuan itu, dia berkata, "Rusia memiliki rekam jejak yang salah menuduh negara lain atas pelanggaran yang dilakukan Rusia sendiri".

"Kami memiliki kekhawatiran serius bahwa Rusia mungkin berencana untuk menggunakan bahan kimia atau biologi terhadap rakyat Ukraina," tambah dia.

Greenfield mengatakan niat di balik kebohongan Rusia ini tampak jelas dan itu sangat meresahkan.

“Kami percaya Rusia dapat menggunakan bahan kimia atau biologi untuk pembunuhan, sebagai bagian dari insiden yang dipentaskan atau bendera palsu, atau untuk mendukung operasi militer taktis,” ungkap dia.

Baca juga: AS Khawatir Rusia Ingin Rebut Bahan Penelitian Biologis di Ukraina untuk Keperluan Senjata

Menanggapi pernyataan Thomas-Greenfield, Nebenzia mengingat kesaksian Dewan Keamanan PBB tahun 2003 Menteri Luar Negeri AS Colin Powell ketika dia mempresentasikan apa yang diklaim Washington sebagai bukti bahwa Irak menyembunyikan senjata terlarang program pemusnah massal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com