KOMPAS.com - Berita tentang syarat Vladimir Putin untuk menghentikan invasi Rusia ke Ukraina memuncaki daftar artikel populer global hari ini.
Di bawahnya ada militer Ukraina mengeklaim dapat dokumen rahasia perang 15 hari Rusia, dan badan antariksa Roscosmos yang menyebut AS harus naik sapu ke luar angkasa.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan tak terima ajakan internasional untuk mengecam invasi Rusia.
Baca juga: Momen Siaran Terakhir TV Rusia, Kosongkan Studio Menyusul Tekanan atas Liputan Perang Ukraina
Artikel-artikel populer global sepanjang Senin (7/3/2022) hingga Selasa (8/3/2022) dapat Anda baca selengkapnya di bawah ini.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, operasi militernya di Ukraina bisa disetop asalkan Kyiv berhenti melawan dan memenuhi tuntutan Moskwa.
Hal tersebut disampaikan Putin ketika berbicara via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Layanan pers Kremlin sebagaimana dikutip media Rusia TASS, Minggu (6/3/2022), melaporkan pembicaraan kedua pemimpin tersebut.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Pasukan Rusia Tingkatkan Cengkeraman di PLTN Zaporizhzhia
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan, angkatan bersenjatanya menyita rencana pertempuran rahasia yang ditinggalkan oleh tentara Rusia.
Dokumen yang diunggah ke Facebook oleh Kementerian Pertahanan Ukraina diklaim menunjukkan rencana serangan Rusia ke Ukraina yang akan berlangsung 15 hari.
Lihat dokumennya di sini.
Baca juga: Ukraina Siapkan Rencana Darurat jika Presiden Zelensky Terbunuh
Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin mengatakan, industri peluncuran Amerika Serikat (AS) harus “naik sapu mereka” ke luar angkasa, saat ia mengumumkan diakhirinya penjualan roket dengan perusahaan AS.
Rusia menjual dan memelihara mesin RD-180, yang digunakan pada tahap pertama roket Atlas V United Launch Alliance (ULA), sejak pertengahan 1990-an.
Sejauh ini, dari 122 yang dikirim, 98 telah digunakan.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Rusia Dikabarkan Rekrut Tentara Suriah untuk Berperang di Ukraina
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tidak terima atas seruan sejumlah negara yang mengajak negaranya untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
Khan mengomentari sejumlah negara yang meminta Pakistan mengecam invasi ke Ukraina dan menyindir mereka memperlakukan negaranya seperti budak.
Pekan lalu, 22 diplomat asing di Islamabad merilis surat bersama yang menyerukan Pemerintah Pakistan untuk mendukung resolusi PBB yang mengecam serangan Rusia di Ukraina.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Pentingnya Mariupol, Kota Pelabuhan Strategis yang Kini Jadi Rebutan Rusia Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.