Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Ukraina: Perang Siber Masih Misteri Besar Yang Belum Dipetakan

Kompas.com - 06/03/2022, 18:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pada hari ketiga setelah tank Rusia mulai menyerang Ukraina, Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov menerbitkan seruan di Twitter. Dalam cuitannya dia menyerukan kepada warga dunia untuk membela Ukraina di dunia maya.

"Kami sedang menciptakan pasukan IT," tulis Fedorov dalam bahasa Inggris. Dia juga menambahkan tautan di layanan messenger Telegram, mencantumkan target potensial dengan tautan ke Rusia.

Baca juga: Sanksi Internasional Mulai Terasa Menggigit, Pengecer Rusia Batasi Penjualan Bahan Makanan

Twit tersebut menandai, sepengetahuan penulis yakni Janosch Delcker, untuk pertama kalinya selama perang, pemerintahan suatu negara secara terbuka meminta sukarelawan di seluruh dunia untuk menyerang musuhnya di dunia maya.

Sejak itu, para aktivis peretas, termasuk kelompok Anonymous, menjawab panggilan Fedorov dan meluncurkan serangan-serangan siber untuk merusak atau menghancurkan situs web Pemerintah Rusia serta perusahaan dan bank di negara itu. Sulit untuk menilai seberapa besar dampak serangan mereka. Sejauh ini, tampaknya agak terbatas.

Tapi kita mungkin hanya melihat sekilas saja dari apa yang terjadi: Gerilyawan siber pro-Ukraina misalnya mengatakan kepada kantor berita Reuters, mereka berencana untuk "menghancurkan" kapasitas siber infrastruktur penting Rusia seperti jaringan listriknya.

Baca juga: Media Rusia Sebut Ukraina Buat Senjata Nuklir, Disebut Bom Kotor

Belum ada preseden

Apakah para relawan peretas akan dapat melakukan serangan canggih seperti itu, yang pasti membutuhkan banyak waktu dan sumber daya untuk mempersiapkannya, masih belum jelas seperti banyak hal lain.

Upaya Ukraina untuk membangun bagian-bagian dari pertahanan sibernya dengan panggilan terbuka tidak memiliki preseden. Meminjam istilah dari mantan Kanselir Jerman Angela Merkel, ini adalah wilayah yang belum dipetakan.

Beberapa ahli mengatakan, kegiatan para gerilyawan siber dapat membantu Ukraina menabur kekacauan di Rusia. Yang lain memperingatkan bahwa upaya itu dapat juga mengganggu operasi strategis otoritas siber resmi Ukraina atau badan intelijen Barat. Bisa saja keduanya benar.

Pada saat yang sama, Moskow tampaknya tidak mungkin menyaksikan serangan siber terhadapnya tanpa melakukan pembalasan. Negara ini telah menghabiskan 15 tahun terakhir untuk membangun beberapa kapasitas siber paling canggih di dunia, dan telah menggunakan kapasitas itu sebelumnya.

Baca juga: Pelaut Ukraina Coba Tenggelamkan Kapal Pesiar Mewah Milik Orang Kaya Rusia

Pada tahun 2015, peretas yang diduga memiliki hubungan dengan Rusia menyusup ke sistem komputer jaringan listrik Ukraina, menyebabkan gangguan pada 225.000 penduduk di barat negara itu. Dua tahun kemudian, malware yang diidentifikasi berasal dari Rusia menghantam Ukraina dan kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan kerugian miliaran euro. Pemerintah Rusia membantah terlibat.

Perang siber masih misteri
Memang hingga saat ini belum kelihatan ada perang siber dalam skala besar, setidaknya tidak ada yang diketahui publik. Tapi hal ini bisa berubah setiap saat.

Selain itu, peretasan bukan satu-satunya senjata yang digunakan oleh negara-negara dalam perang dunia maya. Alat ampuh lainnya adalah penyebaran informasi menyesatkan atau palsu, yang dirancang untuk memengaruhi opini publik . Para ahli telah mengidentifikasi beberapa kampanye yang dilancarkan Rusia untuk mendorong narasi palsu seputar alasannya menginvasi Ukraina.

Situasi ini menyulitkan pekerja media, yang bekerja dengan fakta dan ingin menganalisa perkembangan aktual dan kemungkinan selanjutnya. Jadi apa yang kemungkinan akan terjadi selanjutnya? Satu-satunya penilaian jujur yang Delcker miliki adalah: tidak tahu.

Baca juga: Berjarak 8 Km dari Kiev, Kota Irpin Sedang Dibom Hebat Rusia, Tidak Ada Koridor Evakuasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com