Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Resmi Jatuhkan Sanksi Ke Rusia, Incar Bank hingga Batasi Ekspor

Kompas.com - 06/03/2022, 17:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura pada Sabtu (5/3/2022) mengumumkan sanksi terhadap empat bank Rusia dan pemerintah Rusia, bergabung dengan Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan banyak negara Barat dalam menekan Moskwa atas invasinya ke Ukraina.

Pusat keuangan Asia itu sebelumnya mengatakan pihaknya bermaksud bertindak bersama dengan pemerintah yang berpikiran sama.

Baca juga: Foto Perbandingan Kondisi Ukraina Sebelum dan Sesudah Invasi Rusia

Menurut perincian yang diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Singapura, semua lembaga keuangan di Singapura - mulai dari pemberi pinjaman dan perusahaan asuransi hingga bursa efek dan penyedia layanan pembayaran - akan dilarang melakukan transaksi atau menjalin hubungan bisnis dengan VTB Bank, Vnesheconombank (VEB), Promsvyazbank dan Bank Rossiya.

Bank-bank ini telah terkena sanksi oleh pemerintah lain, termasuk penghapusan mereka dari jaringan pembayaran global SWIFT.

“Negeri Singa” akan meminta lembaga keuangannya untuk "membekukan aset dan dana dari keempat bank ini," kata Kementerian Luar Negeri Singapura.

Lembaga keuangan di negara-kota tersebut juga akan dilarang menyediakan layanan terkait penggalangan dana untuk pemerintah Rusia, bank sentral Rusia, atau entitas yang dikendalikan oleh mereka.

Pemerintah Singapura dan bank sentral juga akan menghentikan investasi pada sekuritas yang baru diterbitkan oleh entitas tersebut.

Baca juga: 3.000 Warga AS Daftar Pejuang Asing Ukraina, Bantu Lawan Invasi Rusia

Selain itu, Singapura akan melarang lembaga keuangan memfasilitasi transaksi apa pun yang melibatkan mata uang kripto, yang dapat memungkinkan entitas Rusia "menghindari" sanksi.

"Invasi Rusia ke Ukraina bertentangan dengan piagam (PBB) dan merupakan pelanggaran yang jelas dan berat terhadap hukum internasional," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.

"Sementara kami terus menghargai hubungan baik dengan Rusia dan rakyat Rusia, kami tidak dapat menerima pelanggaran pemerintah Rusia terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara berdaulat lainnya."

Sanksi dan pembatasan yang diumumkan pada Sabtu (5/3/2022) bertujuan untuk "membatasi kapasitas Rusia untuk melakukan perang melawan Ukraina dan merusak kedaulatannya," tambahnya.

Dalam langkah lain, kota itu akan melarang ekspor barang-barang militer, elektronik, komputer dan peralatan telekomunikasi ke Rusia, kata kementerian itu.

Langkah-langkah ini juga sejalan dengan negara-negara lain yang telah memberlakukan kontrol ekspor.

Baca juga: Ukraina Rilis Situs Web Berisi Informasi untuk WNA yang Ingin Bergabung Lawan Invasi Rusia

Di Asia, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan telah mengambil berbagai tindakan ekonomi terhadap Rusia, termasuk pembatasan pasokan semikonduktor.

Tetapi respons kuat Singapura menonjol di antara tetangganya di Asia Tenggara, yang sebagian besar bereaksi dengan hati-hati, tampaknya karena hubungan ekonomi dan pertahanan dengan Moskwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com