Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanksi Internasional Mulai Terasa Menggigit, Pengecer Rusia Batasi Penjualan Bahan Makanan

Kompas.com - 06/03/2022, 17:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com – Toko eceran di Rusia akan membatasi penjualan bahan makanan penting untuk membatasi spekulasi pasar gelap dan memastikan keterjangkauan harga.

Hal tersebut disampaikan Pemerintah Rusia pada Minggu (6/3/2022) karena sanksi yang diterima Moskwa mulai menggigit.

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Rusia sebelumnya mengatakan, ada sejumlah kasus di mana bahan makanan penting diborong dalam jumlah besar lalu dijual kembali.

Baca juga: Pelaut Ukraina Coba Tenggelamkan Kapal Pesiar Mewah Milik Orang Kaya Rusia

Oleh karenanya, organisasi pedagang yang mewakili toko eceran mengusulkan agar pengecer diizinkan untuk membatasi volume penjualan barang tertentu kepada individu pada satu waktu.

"Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta Kementerian Pertanian mendukung inisiatif organisasi perdagangan," kata Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia dalam risinya.

Pihak kementerian mencatat, organisasi itu sendiri yang akan mengerjakan kebijakan tersebut, sebagaimana dilansir AFP.

Barang-barang penting yang harganya dikontrol negara termasuk roti, beras, tepung, telur, daging, serta produk susu pilihan.

Baca juga: Berjarak 8 Km dari Kiev, Kota Irpin Sedang Dibom Hebat Rusia, Tidak Ada Koridor Evakuasi

Rusia dihantam dengan sanksi dari Barat berupa paket hukuman finansial dan lainnya sejak Moskwa menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Dalam beberapa hari terakhir, bank sentral Rusia mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menopang ekonomi yang sedang terseok.

Mata uang rubel yang melemah juga menghidupkan kembali kenangan tidak menyenangkan tentang ketidakstabilan keuangan pada 1990-an.

Ketika itu, ketika tabungan jutaan orang Rusia menguap karena mata uang yang terdevaluasi dan inflasi yang melonjak.

Baca juga: Baru Menikah 2 Hari di AS, Wanita Ini Siap Kembali ke Ukraina untuk Ikut Lawan Invasi Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com