KIEV, KOMPAS.com - Layanan Darurat Ukraina mengatakan pada Jumat (4/3/2022), bahwa pasukan Rusia mencegah mereka memadamkan api yang berkobar di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia setelah fasilitas tersebut terkena serangan.
"Para penyerbu tidak mengizinkan unit penyelamat publik Ukraina untuk mulai memadamkan api," kata Layanan Darurat Ukraina di Facebook, dikutip dari AFP.
Layanan Darurat Ukraina mengumumkan kobaran api telah memengaruhi "gedung pelatihan" dan membuat hanya satu dari enam reaktor pembangkit yang beroperasi.
Baca juga: Presiden Ukraina Minta Bantuan Global Setelah Rusia Serang PLTN Zaporizhzhia
Presiden Ukraina Volodymr Zelensky pun telah meminta bantuan global terkait insiden yang melibatkan PLTN terbesar di Eropa tersebut.
"Jika ada ledakan, itu adalah akhir dari segalanya. Akhir dari Eropa. Ini adalah evakuasi Eropa. Hanya tindakan Eropa segera yang dapat menghentikan pasukan Rusia," katanya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (3/3/2022), meminta Rusia untuk menghentikan kegiatan militernya di pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina.
Dia mendesak Rusia untuk berhenti menembaki pembangkit listrik Ukraina dan mengizinkan layanan darurat melakukan penanganan di lokasi kejadian karena seorang pejabat senior AS mengatakan tidak ada tanda-tanda peningkatan tingkat radiasi.
"Presiden Biden bergabung dengan Presiden Zelensky dalam mendesak Rusia untuk menghentikan kegiatan militernya di daerah itu dan mengizinkan petugas pemadam kebakaran dan penanggap darurat untuk mengakses situs itu," demikian ungkap Gedung Putih setelah terjadi pembicaraan antara Biden dan Zelensky lewat telepon.
Baca juga: PLTN Terbesar Eropa di Ukraina Terbakar Setelah Serangan Rusia
Selain itu, pejabat senior AS mengatakan bahwa berdasarkan informasi terbaru yang mereka terima, kejadian di PLTN Zaporizhzhia tidak menunjukkan indikasi peningkatan tingkat radiasi.
“Kami memantau dengan cermat," tambah pernyataan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.