Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangkit Listrik Raksasa Sungai Nil yang Kontroversial Akhirnya Dinyalakan

Kompas.com - 21/02/2022, 08:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Ethiopia akhirnya menyalakan Pembangkit Listrik raksasa sungai Nil yang kontroversial dan mulai menghasilkan listrik untuk pertama kalinya pada Minggu (20/2/2022), menurut TV pemerintah.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dari bendungan di Sungai Nil iitu merupakan bagian dari proyek senilai 4,2 miliar dollar AS (Rp 60 triliun).

Itu terletak di wilayah Benishangul-Gumuz barat, dan telah menjadi sumber perselisihan antara Ethiopia, Mesir dan Sudan sejak pembangunannya dimulai pada 2011.

Baca juga: Ratusan Makam Rakyat Mesir Berusia 4.200 Tahun Ditemukan di Tepi Barat Sungai Nil

Sudan dan Mesir khawatir proyek itu dapat mengurangi bagian mereka di perairan Nil.

Sementara Ethiopia menegaskan bendungan itu adalah kunci untuk pengembangannya.

Disebut Grand Ethiopian Renaissance Dam (Gerd), Pembangkit Listrik Raksasa Sungai Nil ini juga merupakan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di Afrika hingga saat ini.

Gerd diharapkan dapat menghasilkan lebih dari 5.000 megawatt listrik, menggandakan output listrik negara ketika selesai sepenuhnya. Saat ini sudah 83,9 persen selesai, menurut laporan saluran ETV News milik negara pada Minggu (20/2/2022) dilansir BBC.

Pemerintah Ethiopia bersikeras akan mengubah ekonomi nasional, yang telah rusak parah oleh kekeringan dan perang, ketika PLTA Gerd beroperasi penuh.

Seorang juru bicara kantor Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyebutnya sebagai "hari monumental bagi Ethiopia".

Baca juga: Sengketa Bendungan Sungai Nil antara Mesir, Ethiopia, dan Sudan

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed berbicara selama upacara pembangkit listrik pertama di situs Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di Guba, Ethiopia, pada 20 Februari 2022.AFP PHOTO/AMANUEL SILESHI Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed berbicara selama upacara pembangkit listrik pertama di situs Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) di Guba, Ethiopia, pada 20 Februari 2022.

Namun pembangunan bendungan telah menyebabkan perselisihan dengan Mesir dan Sudan.

Ethiopia telah mengalihkan air Nil untuk mengisi reservoir besar di belakang bendungan.

Mesir, yang terletak di hilir dan hampir sepenuhnya bergantung pada Sungai Nil untuk irigasi dan air minum, khawatir hal ini akan mempengaruhi tingkat air yang mengalir ke negara itu.

Karena itu, ia menginginkan jaminan sejumlah volume air yang masuk ke Mesir.

Tetapi Ethiopia enggan bersepakat terikat pada angka tertentu untuk banyaknya air yang akan dilepaskan, karena prioritasnya adalah memastikan ada cukup air untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika.

Baca juga: 3 Negara Rebutan Sungai Nil, Polemik Bendungan GERD Makin Kusut

Sudan juga khawatir tentang bagaimana bendungan itu akan mempengaruhi ketinggian airnya.

Tahun lalu, Sudan terkejut ketika Ethiopia memutuskan untuk menutup tiga dari empat pintu pengalihan air.

Hal itu menyebabkan tingkat air yang lebih rendah mengalir ke hilir dan mengganggu stasiun pompa Sudan untuk irigasi dan pasokan air kota.

Kedua negara telah berlomba-lomba untuk mencapai kesepakatan dengan Ethiopia mengenai pengisian dan pengoperasian bendungan itu, tetapi negosiasi gagal mencapai kemajuan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com