Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Memaksa Gadis-gadis Zimbabwe Jadi Pekerja Seks

Kompas.com - 15/02/2022, 15:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

 

HARARE, KOMPAS.com - Tawanda (nama samaran), gadis yang masih berusia 16 tahun, termasuk di antara ratusan gadis dari daerah pedesaan Zimbabwe yang bergabung dengan perdagangan seks dalam beberapa tahun terakhir di pusat-pusat kota.

“Kami menunggu sampai senja untuk mulai bekerja. Kebanyakan klien kami adalah orang-orang yang kami lindungi karena mereka tidak ingin terlihat sebagai seseorang yang sudah menikah. Yang lainnya adalah orang-orang yang dihormati di masyarakat. Kalau tidak, kami buka selama 24 jam,” kata Tawanda, dilansir Al-Jazeera.

Baca juga: [HOAKS] Danau Gods Hand Berlokasi di Zimbabwe

Segera setelah kematian orang tuanya, dia putus sekolah karena neneknya tidak mampu lagi membayar biaya sekolah.

Setelah bertahun-tahun mengalami kekeringan dan gagal panen, Tawanda tidak dapat lagi melihat masa depan di pedesaan.

Hal ini mendorongnya untuk pindah ke ibu kota Harare pada usia 14 tahun demi mencari kehidupan yang lebih baik.

“Saya datang ke sini sebagai babysitter. Selama enam bulan saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tetapi itu tidak menguntungkan. Ketika pandemi Covid-19 dimulai, itu menjadi lebih buruk karena wanita tempat saya bekerja mengurangi gaji saya yang sudah sedikit. Jadi saya berhenti dari pekerjaan itu,” katanya.

Tawanda tidak ingin kembali ke rumah dan pindah ke Epworth, 12 km di timur ibukota Harare, di mana setelah bertemu teman-temannya, dia diinisiasi untuk menjadi pekerja seks.

Kota itu memang terkenal dengan kekerasan, prostitusi, dan narkoba dengan jumlah penduduk yang terus meningkat seiring dengan migrasi desa ke kota.

Baca juga: 13 Tahanan di Zimbabwe Tersambar Petir Saat Makan Siang

Tawanda dan gadis remaja lainnya berkumpul di tempat yang dikenal sebagai "penguat", di mana menara komunikasi tinggi menjulang ke langit.

Pada siang hari, daerah ini sepi, dengan beberapa orang di sekitar. Tapi begitu malam tiba, tempat itu bagai "sarang lebah" saat aktivitas sebagai pekerja seks dimulai.

Tapi, banyak gadis remaja telah mengalami klien yang menolak untuk membayar layanan yang diberikan, dengan adanya pelecehan dan penyerangan seksual yang bertahan lama.

Di Zimbabwe, merupakan pelanggaran pidana untuk layanan seks, yang mempersulit perempuan muda untuk melaporkan perbuatan salah terhadap mereka ke polisi.

Baca juga: Gadis 14 Tahun Meninggal Saat Melahirkan di Gereja, Publik Zimbabwe Marah

Memory Kanyati, direktur provinsi Dewan Pemuda Zimbabwe Harare, mengatakan bahwa meningkatnya jumlah anak-anak dalam prostitusi adalah perkembangan yang mengkhawatirkan.

“Kami melihat banyak dari mereka terlibat dalam perdagangan berbahaya ini, situasi yang tidak sehat bagi mereka. Sebagai dewan, kami mewakili aspirasi pemerintah untuk melihat anak-anak mengembangkan keterampilan hidup dan kapasitas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab,” kata Kanyati.

Sebagian besar wilayah di Zimbabwe memang telah dilanda perubahan iklim dengan gelombang panas, curah hujan rendah, atau hujan berlebihan yang mengakibatkan banjir bandang.

Lagi-lagi, sulit sekali melawan keadaan, yang sudah mengeras bak batu karang...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com