Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perubahan Iklim Memaksa Gadis-gadis Zimbabwe Jadi Pekerja Seks

HARARE, KOMPAS.com - Tawanda (nama samaran), gadis yang masih berusia 16 tahun, termasuk di antara ratusan gadis dari daerah pedesaan Zimbabwe yang bergabung dengan perdagangan seks dalam beberapa tahun terakhir di pusat-pusat kota.

“Kami menunggu sampai senja untuk mulai bekerja. Kebanyakan klien kami adalah orang-orang yang kami lindungi karena mereka tidak ingin terlihat sebagai seseorang yang sudah menikah. Yang lainnya adalah orang-orang yang dihormati di masyarakat. Kalau tidak, kami buka selama 24 jam,” kata Tawanda, dilansir Al-Jazeera.

Segera setelah kematian orang tuanya, dia putus sekolah karena neneknya tidak mampu lagi membayar biaya sekolah.

Setelah bertahun-tahun mengalami kekeringan dan gagal panen, Tawanda tidak dapat lagi melihat masa depan di pedesaan.

Hal ini mendorongnya untuk pindah ke ibu kota Harare pada usia 14 tahun demi mencari kehidupan yang lebih baik.

“Saya datang ke sini sebagai babysitter. Selama enam bulan saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tetapi itu tidak menguntungkan. Ketika pandemi Covid-19 dimulai, itu menjadi lebih buruk karena wanita tempat saya bekerja mengurangi gaji saya yang sudah sedikit. Jadi saya berhenti dari pekerjaan itu,” katanya.

Tawanda tidak ingin kembali ke rumah dan pindah ke Epworth, 12 km di timur ibukota Harare, di mana setelah bertemu teman-temannya, dia diinisiasi untuk menjadi pekerja seks.

Kota itu memang terkenal dengan kekerasan, prostitusi, dan narkoba dengan jumlah penduduk yang terus meningkat seiring dengan migrasi desa ke kota.

Tawanda dan gadis remaja lainnya berkumpul di tempat yang dikenal sebagai "penguat", di mana menara komunikasi tinggi menjulang ke langit.

Pada siang hari, daerah ini sepi, dengan beberapa orang di sekitar. Tapi begitu malam tiba, tempat itu bagai "sarang lebah" saat aktivitas sebagai pekerja seks dimulai.

Tapi, banyak gadis remaja telah mengalami klien yang menolak untuk membayar layanan yang diberikan, dengan adanya pelecehan dan penyerangan seksual yang bertahan lama.

Di Zimbabwe, merupakan pelanggaran pidana untuk layanan seks, yang mempersulit perempuan muda untuk melaporkan perbuatan salah terhadap mereka ke polisi.

Memory Kanyati, direktur provinsi Dewan Pemuda Zimbabwe Harare, mengatakan bahwa meningkatnya jumlah anak-anak dalam prostitusi adalah perkembangan yang mengkhawatirkan.

“Kami melihat banyak dari mereka terlibat dalam perdagangan berbahaya ini, situasi yang tidak sehat bagi mereka. Sebagai dewan, kami mewakili aspirasi pemerintah untuk melihat anak-anak mengembangkan keterampilan hidup dan kapasitas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab,” kata Kanyati.

Sebagian besar wilayah di Zimbabwe memang telah dilanda perubahan iklim dengan gelombang panas, curah hujan rendah, atau hujan berlebihan yang mengakibatkan banjir bandang.

Lagi-lagi, sulit sekali melawan keadaan, yang sudah mengeras bak batu karang...

https://www.kompas.com/global/read/2022/02/15/153000170/perubahan-iklim-memaksa-gadis-gadis-zimbabwe-jadi-pekerja-seks

Terkini Lainnya

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke