Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Matahari Bakar dan Jatuhkan 40 Satelit Internet Starlink Milik SpaceX

Kompas.com - 10/02/2022, 16:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

MERRITT ISLAND, KOMPAS.com - Badai geomagnetik yang dipicu oleh ledakan besar radiasi matahari melumpuhkan setidaknya 40 dari 49 satelit yang baru diluncurkan oleh SpaceX dalam jaringan komunikasi internet Starlink.

Pengumuman itu, yang diunggah di situs web SpaceX pada Selasa (8/2/2022), mengatakan bahwa satelit-satelit tersebut terkena badai matahari pada Jumat 4 Februari, sehari setelah diluncurkan ke orbit rendah awal sekitar 210 km di atas Bumi.

Peluncuran satelit, yang dibawa oleh roket SpaceX Falcon 9 dan diterbangkan dari Kennedy Space Center di Florida, kira-kira bertepatan dengan pengamatan badai geomagnetik yang diunggah pada Rabu dan Kamis 2-3 Februari) oleh Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS.

Baca juga: Roket Elon Musk SpaceX Akan Tabrak Bulan Setelah 7 Tahun Jadi Sampah Luar Angkasa

Peringatan itu memperingatkan, ledakan besar plasma matahari dan radiasi elektromagnetik dari permukaan matahari terdeteksi pada 29 Januari, dan kemungkinan akan mencapai Bumi pada 1 Februari.

Peringatan tersebut juga mengatakan, kondisi badai geomagnetik yang dihasilkan di Bumi kemungkinan akan bertahan hingga 3 Februari pada tingkat yang melemah.

Menurut keterangan SpaceX yang dikutip dari Reuters, Kamis (10/2/2022), kecepatan dan tingkat keparahan badai matahari menghangatkan atmosfer bumi, sehingga meningkatkan kepadatan atmosfer pada ketinggian orbit rendah satelit.

Kondisi itu menciptakan gesekan atau tarikan intens yang melumpuhkan setidaknya 40 satelit.

Operator Starlink lalu mencoba memerintahkan satelit ke dalam konfigurasi orbital mode aman yang memungkinkan mereka untuk terbang guna meminimalkan hambatan, tetapi upaya itu gagal untuk sebagian besar satelit.

Satelit-satelit itu lalu masuk ke tingkat atmosfer yang lebih rendah, sehingga terbakar dengan aman saat masuk kembali ke Bumi, menurut SpaceX.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya sejauh yang saya tahu," kata astrofisikawan yang berbasis di Harvard University, Jonathan McDowell, kepada Reuters dalam e-mail.

Ia menambahkan, itu adalah kali pertama dia menyadari kegagalan satelit yang disebabkan oleh peningkatan kepadatan atmosfer dari badai matahari, bukan oleh radiasi elektromagnetik itu sendiri yang lebih tinggi.

SpaceX, perusahaan roket berbasis di Los Angeles yang didirikan oleh miliarder Elon Musk, telah meluncurkan ratusan satelit kecil ke orbit sejak 2019 sebagai bagian dari layanan Starlink Musk untuk jaringan internet broadband.

Baca juga: Toilet Kapsul Luar Angkasa Rusak, Ini Kondisi Astronot NASA di SpaceX

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com