Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Ungkap Rudal Terbaru, Mampu Jangkau Israel, Dinamakan Kheibar Shekan

Kompas.com - 10/02/2022, 15:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com – Iran mengungkap rudal buatan dalam negeri terbarunya yang mampu menjangkau musuh bebuyutannya, Israel.

Rudal yang dinamakan Kheibar Shekan tersebut merupakan rudal permukaan-ke-permukaan yang memiliki jangkauan 1.450 kilometer hingga 2.000 kilometer.

Hal tersebut dilaporkan oleh saluran televisi milik Pemerintah Iran pada Rabu (9/2/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Agen Rahasia Israel Diduga Sudah Menyusup ke Pejabat-pejabat Tinggi Iran

Kheibar Shekan merujuk pada oasis yang disebut Kheibar di wilayah Hijaz, sekitar 153 kilometer utara Madinah, Arab Saudi, saat ini.

Sebelum bangkitnya Islam, orang-orang Yahudi menghuni daerah tersebut. Daerah tersebut kemudian jatuh ke tangan pasukan Muslim pada 629 Masehi.

Rudal tersebut juga bisa menjangkau sejumlah pangkalan AS di wilayah Timur Tengah.

Saluran televisi milik Pemerintah Iran menyebutk, rudal Kheibar Shekan diproduksi di dalam negeri oleh Garda Revolusi Iran.

Baca juga: Tatkala George W Bush Gambarkan Irak, Iran dan Korea Utara sebagai Axis of Evil

“(Rudal) ini memiliki akurasi tinggi dan didorong oleh bahan bakar padat dan mampu menembus perisai rudal,” lapor media tersebut.

Teheran menganggap program misilnya sebagai pencegah penting terhadap ancaman AS, Israel, dan musuh lainnya.

Iran juga menolak tuntutan Barat untuk menghentikan pekerjaan rudal balistiknya.

“Iran akan terus memajukan program rudal balistiknya,” kata kepala staf angkatan bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dalam sebuah upacara di mana rudal baru itu dimunculkan.

Baca juga: Terungkap Syarat AS ke Iran untuk Bisa Kembali Patuh ke Kesepakatan Nuklir 2015

Kesepakatan nuklir

Di sisi lain, Arab Saudi, yang merupakan saingan regional Iran, berulangkali meminta kekuatan besar untuk mengatasi kekhawatiran Teluk Arab tentang rudal Teheran.

Sementara itu, Israel telah lama mengancam aksi militer terhadap Iran jika pembicaraan di Wina soal pengaktifan kembali kesepakatan nuklir gagal mengekang ambisi Teheran.

Namun, Iran selalu menyatakan bahwa ambisi nuklirnya adalah damai.

Baca juga: Ikut Latihan Bareng Rusia dan Iran, China Terjunkan Kapal Perusak Berpeluru Kendali

Pada 2018, Presiden AS kala itu, Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir yang dirancang untuk menghentikan Iran mengembangkan senjata nuklir.

Tak hanya itu, Trump juga menerapkan kembali sanksi. Langkah tersebut membuat Iran marah hingga akhirnya berambisi untuk kembali mengembangkan program nuklirnya.

Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dimulai setelah Joe Biden menjadi Presiden AS.

Namun, meski pembicaraan telah berlangsung sebanyak delapan putaran, Iran dan Barat belum menemui kata sepakat.

Baca juga: 20 Januari 1981: Berakhirnya Krisis Penyanderaan Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com