Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denmark Cabut Semua Pembatasan Covid-19, “Kembali ke Kehidupan Normal”

Kompas.com - 01/02/2022, 18:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Denmark pada Selasa (1/2/2022) menjadi negara Uni Eropa (UE) pertama yang mencabut semua pembatasan Covid-nya meskipun ada rekor jumlah kasus.

Keputusan itu diambil dengan pertimbangan mengandalkan tingkat vaksinasi yang tinggi untuk mengatasi varian Omicron yang diyakini lebih ringan dampaknya.

Baca juga: Ketika Warga China Mengeluh Suasana Imlek 2022 Memudar karena Covid-19…

Setelah upaya pertama mencabut semua pembatasan antara September dan November, negara Skandinavia sekali lagi membuang masker wajah, izin Covid-19, dan membuka batasan jam untuk bar dan restoran.

"Saya sangat senang bahwa ini semua akan berakhir besok. Ini bagus untuk kehidupan di kota, untuk kehidupan malam, hanya untuk bisa keluar lebih lama,” ujar pelajar 17 tahun Thea Skovgaard kepada AFP sehari sebelum pembatasan Covid-19 resmi dicabut.

Klub malam dibuka kembali pada Selasa (1/2/2022), ketika batasan jumlah orang yang diizinkan pada pertemuan dalam ruangan juga berakhir.

Hanya beberapa batasan yang tetap berlaku di perbatasan negara, untuk pelancong yang tidak divaksinasi yang datang dari negara non-Schengen.

Pelonggaran itu dilakukan ketika Denmark mencatat sekitar 40.000-50.000 kasus Covid baru setiap hari, atau hampir satu persen dari 5,8 juta penduduk negara itu.

"Kami memiliki cakupan yang sangat tinggi dari orang dewasa yang divaksinasi dengan tiga dosis," kata ahli epidemiologi Lone Simonsen dari Universitas Roskilde kepada AFP.

Baca juga: Merck Klaim Pil Covid-nya Ampuh Lawan Omicron

Lebih dari 60 persen orang Denmark telah menerima dosis ketiga, satu bulan lebih cepat dari jadwal otoritas kesehatan, dibandingkan dengan rata-rata UE yang hanya di bawah 45 persen.

Termasuk mereka yang baru saja terkena Covid, otoritas kesehatan memperkirakan bahwa 80 persen populasi terlindungi dari bentuk penyakit yang parah.

"Dengan Omicron tidak menjadi penyakit parah bagi yang divaksinasi, kami percaya masuk akal untuk mencabut pembatasan", kata Simonsen.

Penyebaran luas varian Omicron juga diharapkan mengarah pada "kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama", membantu negara itu menangkis gelombang di masa depan, katanya.

Dua tahun setelah menyebarnya Covid-19, strategi Covid-19 Denmark mendapat dukungan luas di dalam negeri.

Dalam jajak pendapat yang diterbitkan Senin (31/1/2022) oleh harian Politiken, 64 persen orang Denmark yang disurvei mengatakan mereka percaya pada kebijakan pemerintah terkait Covid-19.

Baca juga: Indonesia Masuk Daftar Negara yang Mewajibkan Vaksinasi Covid-19

“Tanggung jawab pribadi”

Ke depan, warga Denmark didesak untuk menjalankan tanggung jawab pribadi, kata Simonsen.

“Tanpa Covid pass (surat keterangan Covid) akan terjadi pergeseran tanggung jawab”, ujarnya.

Warga Denmark semakin sering menggunakan tes di rumah untuk mendeteksi infeksi, tetapi ini sekarang dihapus. Sebagai gantinya, siapa pun yang memiliki gejala disarankan untuk tinggal di rumah.

Otoritas Kesehatan Denmark saat ini "merekomendasikan" mereka yang dites positif untuk diisolasi selama empat hari, sementara kasus kontak tidak perlu lagi dikarantina.

Masker wajah dan surat keterangan Covid juga direkomendasikan untuk kunjungan rumah sakit.

Pemerintah mengatakan tidak berharap harus kembali ke penutupan baru lagi, tetapi tetap optimis dengan kehati-hatian.

"Kami tidak dapat memberikan jaminan apa pun dalam hal biologi", ujat Perdana Menteri Mette Frederiksen pekan lalu ketika mengumumkan kembalinya negara itu "ke kehidupan seperti yang kita ketahui sebelum corona".

Baca juga: PM Kanada Sembunyi di Lokasi Rahasia Saat Protes Mandat Vaksin Covid-19 Serbu Ibu Kota

"Sangat menyenangkan bahwa ini berakhir, tetapi apakah kita benar-benar akan hidup tanpa batasan sekarang? Saya meragukannya," kata Cille Hjort, penjual makanan cepat saji yang ingin melihat wajah pelanggannya tanpa masker lagi.

Ini adalah kedua kalinya Denmark mencoba kembali ke gaya hidup pra-pandemi.

Pada 10 September 2021, negara itu membatalkan semua pembatasannya, sebelum menerapkan kembali beberapa aturannya pada awal November.

Museum, bioskop dan teater serta tempat konser kemudian ditutup tepat sebelum Natal, dan dibuka kembali pada awal Januari.

Dihadapkan dengan tingkat rawat inap yang lebih rendah daripada gelombang sebelumnya, beberapa negara Eropa, termasuk Perancis, Irlandia, dan Inggris, telah mengumumkan pencabutan atau pengurangan besar pembatasan mereka, meskipun ada rekor atau kasus yang sangat tinggi.

Baca juga: Positif Covid-19, Orang Tua Ini Tak Bisa Cium Bau Asap Kebakaran Rumah, Beruntung Balita Mereka Terbangun

"Dua tahun setelah pandemi, populasi di sebagian besar negara telah mencapai tingkat kekebalan yang tinggi, dari vaksin atau penyakit alami", kata Simonsen.

"Beginilah akhirnya, mengacu pada apa yang telah kita lihat dalam sejarah pandemi".

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 73 persen populasi Eropa telah tertular Covid-19 setidaknya sekali sejak Januari 2020.

Tyra Krause dari lembaga penelitian dan kesehatan masyarakat Denmark SSI mengatakan sementara itu dia memperkirakan Covid-19 akan kembali dalam gelombang reguler, "seperti flu".

"Kami mungkin akhirnya harus memvaksinasi kelompok berisiko menjelang musim gugur untuk mencegah kasus yang parah", katanya kepada majalah sains Videnskab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com