Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PBB: Afghanistan Seolah Digantung di Seutas Benang

Kompas.com - 27/01/2022, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada Rabu (26/1/2022) mengatakan bahwa Afghanistan saat ini "digantung oleh seutas benang".

Menurutnya, ini terjadi beberapa bulan setelah pengambilalihan Taliban atas negara itu.

Dilansir The Hill, dalam pertemuan dengan dewan keamanan PBB yang beranggotakan lima belas orang, Guterres mengatakan negara yang dilanda krisis ini sedang menghadapi banyak masalah.

Baca juga: Ketika Warga Afghanistan Jual Anak dan Ginjal karena Putus Asa dalam Kelaparan…

Saat ini, masalah berasal dari jutaan warga yang menderita kelaparan ekstrem dan kehilangan pendidikan serta layanan sosial di ambang kehancuran di negara itu.

“Kita perlu menangguhkan aturan dan kondisi yang membatasi tidak hanya ekonomi Afghanistan, tetapi juga operasi penyelamatan nyawa. Ada kebutuhan serius saat ini, aturan pun harus ditinjau secara serius,” kata Guterres.

Guterres juga menyerukan negara-negara lain untuk mengeluarkan "lisensi umum" yang mencakup transaksi yang diperlukan untuk semua kegiatan kemanusiaan di Afghanistan.

"Kami perlu memberikan jaminan hukum kepada lembaga keuangan dan mitra komersial bahwa mereka dapat bekerja dengan operator kemanusiaan tanpa takut melanggar sanksi," kata Guterres.

Baca juga: Emir Qatar akan Bertemu Joe Biden Pekan Depan, Bahas Keamanan dan Afghanistan

Sementara itu, para donor dari Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan yang dikelola Bank Dunia setuju pada bulan Desember 2022 untuk mentransfer 280 juta dollar AS ke Program Dana Dunia (WFP) dan UNICEF.

Dikutip Reuters, dana dipakai untuk membantu nutrisi dan kesehatan di Afghanistan.

"Kami membutuhkan sisa 1,2 miliar dollar AS untuk membantu rakyat Afghanistan bertahan hidup di musim dingin," tambah Guterres.

Awal bulan ini, PBB meminta bantuan kemanusiaan sebesar 4,4 miliar dollar AS untuk Afghanistan.

Baca juga: ISIS Mengaku Dalang Ledakan di Afghanistan, 6 Orang Tewas

Mereka menyebut b bahwa dibutuhkan tambahan 3,6 miliar dollar AS untuk kebutuhan seperti kesehatan dan pendidikan, infrastruktur dasar, dan promosi mata pencaharian dan kohesi sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com