Sementara kaum Islamis mengklaim telah memodernisasi, sebagian besar perempuan nyatanya masih dikecualikan dari pekerjaan sektor publik dan sebagian besar sekolah menengah untuk anak perempuan tetap tutup.
Dua aktivis perempuan bahkan dilaporkan menghilang minggu ini di Kabul.
Pada hari Minggu kemarin, hari pertama dari kunjungan tiga hari ke Oslo, Taliban telah bertemu dengan anggota masyarakat sipil Afghanistan, termasuk aktivis perempuan dan jurnalis, untuk pembicaraan tentang hak asasi manusia.
Baca juga: Polisi Agama Taliban Pasang Poster Perempuan Afghanistan Wajib Tutup Aurat
Salah satu dari mereka yang hadir adalah aktivis hak-hak perempuan Jamila Afghani. Dia mengatakan bahwa pertemuan tersebut adalah pertemuan pemecah kebekuan yang positif.
“Taliban menunjukkan niat baik. Mari kita lihat apa tindakan mereka, berdasarkan kata-kata mereka," katanya.
Sementara itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam sebuah tweet, "Semua warga Afghanistan perlu bekerja sama untuk hasil politik, ekonomi dan keamanan yang lebih baik".
"Para peserta menyadari bahwa pemahaman dan kerja sama bersama adalah satu-satunya solusi," tambah dia.
Ke-15 anggota delegasi Taliban yang semuanya laki-laki tiba pada Sabtu (22/1/2022), dengan menggunakan pesawat yang disewa oleh pemerintah Norwegia.
Di antara mereka adalah Anas Haqqani, seorang pemimpin faksi yang dianggap paling ditakuti dan paling kejam dari gerakan Taliban.
Partisipasinya telah banyak dikritik di media sosial.
Menurut media Norwegia, seorang Norwegia-Afghanistan telah mengajukan pengaduan polisi di Oslo terhadap Haqqani atas kejahatan perang.
"Ini menyakitkan. Seolah-olah Anders Behring Breivik (ekstremis sayap kanan Norwegia yang membunuh 77 orang pada 2011) datang ke suatu negara sebagai delegasi," kata Zahir Athari kepada penyiar publik NRK.
Baca juga: Polisi Agama Taliban Pasang Poster Perempuan Afghanistan Wajib Tutup Aurat
Sementara itu, diberitakan Associated Press (AP), Senin, dalam pertemuan tertutup di Norwegia, perwakilan Taliban besar kemungkinan akan mendesak tuntutan mereka agar hampir 10 miliar dollar AS yang dibekukan oleh AS dan negara-negara Barat lainnya dibebaskan saat Afghanistan menghadapi situasi kemanusiaan yang genting saat ini.
“Kami meminta mereka untuk mencairkan aset Afghanistan dan tidak menghukum warga Afghanistan biasa karena wacana politik,” kata delegasi Taliban Shafiullah Azam pada Minggu malam.
“Karena kelaparan, karena musim dingin yang mematikan, saya pikir sudah waktunya bagi masyarakat internasional untuk mendukung warga Afghanistan, bukan menghukum mereka karena perselisihan politik mereka,” tambah dia.
Baca juga: Saat Taliban Penggal Kepala Manekin karena Dianggap Berhala
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.