Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peru Tetapkan Status Darurat Lingkungan Atas Tumpahan Minyak akibat Erupsi di Tonga

Kompas.com - 21/01/2022, 19:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

LIMA, KOMPAS.com - Presiden Peru Pedro Castillo mengumumkan status darurat lingkungan pada Kamis (20/1/2022), atas kejadian tumpahan minyak di kilang minyak terbesar di negara itu.

Tumpahan minyak di Peru tersebut terjadi setelah gelombang tinggi mengguncang sebuah kapal yang sedang menurunkan minyak mentah di sana.

Gelombang tinggi itu sendiri muncul sebagai akibat dari letusan gunung berapi bawah laut Tonga yang terjadi pada Minggu (16/1/2022).

Baca juga: Dampak Tsunami Tonga sampai Jepang, Amerika, hingga Peru

Tumpahan minyak telah mengotori perairan dan pantai di sepanjang pantai Pasifik Peru, dengan burung mati dan anjing laut terdampar di pantai.

"Kami berada pada saat kritis dalam masalah lingkungan," kata Castillo, sebelum menandatangani dekrit darurat di salah satu pantai yang terkena tumpahan, sebagaimana diberitakan Reuters, Jumat (21/1/2022).

Presiden menyabut kejadian tumpahan mintak ini adalah bencana ekologis yang paling mengkhawatirkan di pantai Peru belakangan ini.

“Kami tidak bisa menghindar dari tanggung jawab, ini tentang memikul mereka, dalam hal ini perusahaan yang menyebabkan bencana ekologis ini,” tambahnya.

Seorang juru bicara kilang minyak La Pampilla, yang dimiliki oleh perusahaan energi Spanyol Repsol (REP.MC), mengatakan perusahaan itu tidak bertanggung jawab atas tumpahan minyak tersebut.

Mereka justru menyalahkan Angkatan Laut Peru karena tidak mengeluarkan peringatan tsunami setelah letusan Tonga.

Baca juga: Berhasil Selamat Berenang 27 Jam Setelah Tsunami, Pria Tonga Ini Dijuluki Aquaman

Tidak seperti negara-negara Pasifik lainnya, pihak berwenang Peru memperingatkan gelombang yang tidak biasa hanya setelah letusan.

Menteri Lingkungan Ruben Ramirez mengatakan bahwa sekitar 6.000 barel minyak tumpah dalam insiden itu, yang meninggalkan minyak di 21 pantai di negara tersebut.

Badan Penilaian dan Penegakan Lingkungan Peru (OEFA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pada Kamis, area yang terkena dampak termasuk 1,7 juta meter persegi tanah dan 1,2 juta meter persegi di laut.

Repsol mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis, bahwa tim penyelam sedang mengeksplorasi kerusakan bawah air dari tumpahan, dan mengatakan telah mengerahkan lebih dari 2.500 meter boom penahan dan 10 kapal untuk mengambil minyak dari laut.

"Kami menyesal tidak mengomunikasikan secara memadai semua komitmen kami dan tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi dampak tersebut," kata Repsol, setelah menghadapi kritik atas tanggapannya.

Baca juga: Upaya Pengiriman Bantuan ke Tonga Dihantui Ancaman Infeksi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com