Inti dari kampanye kepresidenan Biden adalah keinginan untuk menyatukan negara yang sedang terpecah.
Ketika dilantik, Biden mengatakan bahwa AS membutuhkan satu kata: Persatuan.
Namun, polarisasi politik tetap ada. Perlawanan Partai Republik di Kongres membuat sebagian besar agenda legislatif Biden terbendung.
Dia juga tidak dapat meyakinkan dua senator Demokrat yang tidak setuju untuk meloloskan rencana Build Back Better senilai 1,75 triliun dollar AS untuk memerangi krisis iklim, memperkuat perawatan kesehatan, dan jaring pengaman sosial.
Baca juga: Biden Tunggu Saran Terbaik Tim Medis untuk Mandat Vaksin Terbaru
Setelah 12 bulan masa pemerintahan Biden, persatuan masih belum sepenuhnya terjadi di AS.
Bagi pengamat di luar AS, salah satu hal yang paling meninjol adalah penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Foto-foto dari proses evakuasi AS dari Afghanistan yang kacau memicu perbandingan dengan situasi yang sama di Vietnam pada 1975.
“(Penarikan itu membuat AS terlihat) tidak layak, tidak kompeten, dan sangat lemah," kata Seth G Jones, Wakil Presiden Washington Center for Strategic and International Studies, sebuah lembaga think tank.
Baca juga: Biden Siapkan Alternatif jika Pembicaraan Nuklir dengan Iran Gagal
Jika tahun pertama Biden sulit, tiga tahun berikutnya bisa jadi lebih sulit lagi.
Pada kebijakan luar negeri, berbagai ancaman sedang muncul seperti militerisasi China di Pasifik, ketidakstabilan di Timur Tengah, dan kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina.
“Ada banyak pertanyaan tentang seberapa besar tulang punggung pemerintahan ini,” kata Jones.
Sapiro berpendapat bahwa satu-satunya cara popularitas Biden akan meningkat adalah jika Covid-19 hilang dan jika janji yang dia sampaikan akan terwujud.
Baca juga: Pasca-Dipuji, Trump Mengaku Sulit untuk Terlalu Kritis pada Biden
Mungkin yang lebih merusak otoritas presiden adalah rumor bahwa dia tidak akan mencalonkan diri pada 2024.
“Ini adalah asumsi yang tidak dinyatakan dan arus yang mengalir di seluruh Washington,” kata Bret Stephens, kolumnis opini di The New York Times.
Pada usia 78, Biden adalah presiden tertua yang pernah terpilih. Jika dia mencalonkan diri pada 2024, dia akan berusia 82 tahun.
Stephens menambahkan, meski dalam pilpres kemarin dia memilih Biden, dia beranggapan bahwa Partai Demokrat harus mencari kandidat lain untuk pilpres 2024.
“Karena Partai Republik akan berada dalam posisi yang kuat untuk merebut kembali Gedung Putih,” ujar Stephens.
Baca juga: Pemerintahan Biden Permudah Warga AS Akses Pil Aborsi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.