Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Pertama yang Sulit Bagi Presiden AS Joe Biden

Kompas.com - 20/01/2022, 16:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Janji yang terlewatkan dan reputasi tercemar

Inti dari kampanye kepresidenan Biden adalah keinginan untuk menyatukan negara yang sedang terpecah.

Ketika dilantik, Biden mengatakan bahwa AS membutuhkan satu kata: Persatuan.

Namun, polarisasi politik tetap ada. Perlawanan Partai Republik di Kongres membuat sebagian besar agenda legislatif Biden terbendung.

Dia juga tidak dapat meyakinkan dua senator Demokrat yang tidak setuju untuk meloloskan rencana Build Back Better senilai 1,75 triliun dollar AS untuk memerangi krisis iklim, memperkuat perawatan kesehatan, dan jaring pengaman sosial.

Baca juga: Biden Tunggu Saran Terbaik Tim Medis untuk Mandat Vaksin Terbaru

Setelah 12 bulan masa pemerintahan Biden, persatuan masih belum sepenuhnya terjadi di AS.

Bagi pengamat di luar AS, salah satu hal yang paling meninjol adalah penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Foto-foto dari proses evakuasi AS dari Afghanistan yang kacau memicu perbandingan dengan situasi yang sama di Vietnam pada 1975.

“(Penarikan itu membuat AS terlihat) tidak layak, tidak kompeten, dan sangat lemah," kata Seth G Jones, Wakil Presiden Washington Center for Strategic and International Studies, sebuah lembaga think tank.

Baca juga: Biden Siapkan Alternatif jika Pembicaraan Nuklir dengan Iran Gagal

Lebih banyak masalah di depan

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menghadiri rapat penanganan dampak Badai Ida di St John Parish Emergency Operations Center, LaPlace, negara bagian Louisiana, Jumat (3/9/2021).AP PHOTO/EVAN VUCCI Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menghadiri rapat penanganan dampak Badai Ida di St John Parish Emergency Operations Center, LaPlace, negara bagian Louisiana, Jumat (3/9/2021).

Jika tahun pertama Biden sulit, tiga tahun berikutnya bisa jadi lebih sulit lagi.

Pada kebijakan luar negeri, berbagai ancaman sedang muncul seperti militerisasi China di Pasifik, ketidakstabilan di Timur Tengah, dan kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina.

“Ada banyak pertanyaan tentang seberapa besar tulang punggung pemerintahan ini,” kata Jones.

Sapiro berpendapat bahwa satu-satunya cara popularitas Biden akan meningkat adalah jika Covid-19 hilang dan jika janji yang dia sampaikan akan terwujud.

Baca juga: Pasca-Dipuji, Trump Mengaku Sulit untuk Terlalu Kritis pada Biden

Mungkin yang lebih merusak otoritas presiden adalah rumor bahwa dia tidak akan mencalonkan diri pada 2024.

“Ini adalah asumsi yang tidak dinyatakan dan arus yang mengalir di seluruh Washington,” kata Bret Stephens, kolumnis opini di The New York Times.

Pada usia 78, Biden adalah presiden tertua yang pernah terpilih. Jika dia mencalonkan diri pada 2024, dia akan berusia 82 tahun.

Stephens menambahkan, meski dalam pilpres kemarin dia memilih Biden, dia beranggapan bahwa Partai Demokrat harus mencari kandidat lain untuk pilpres 2024.

“Karena Partai Republik akan berada dalam posisi yang kuat untuk merebut kembali Gedung Putih,” ujar Stephens.

Baca juga: Pemerintahan Biden Permudah Warga AS Akses Pil Aborsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com