JENEWA, KOMPAS.com - Tujuh tahun terakhir disebut jadi rekor terpanas dari suhu Bumi.
Dilansir AFP, PBB mengonfirmasi pada Rabu (19/1/2022) bahwa suhu tahun 2021 tetap tinggi meskipun efek pendinginan dari fenomena cuaca La Nina.
"Tujuh tahun terpanas ini terjadi sejak 2015," kata Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Warganet Keluhkan Suhu Panas Hari Ini, Berikut Penjelasan BMKG
Menurut WMO, terlepas dari kenyataan bahwa dua peristiwa La Nina berturut-turut menarik perhatian global untuk sebagian besar tahun ini, 2021 masih berada di antara tujuh tahun terpanas dalam catatan.
"Peristiwa La Nina yang berurutan berarti pemanasan tahun 2021 relatif kurang terasa dibandingkan tahun-tahun terakhir. Meski begitu, tahun 2021 masih lebih hangat dari tahun-tahun sebelumnya yang dipengaruhi oleh La Nina," kata Kepala WMO Petteri Taalas dalam pernyataannya.
Ini menunjukkan bahwa pemanasan jangka panjang secara keseluruhan sebagai akibat dari peningkatan gas rumah kaca saat ini jauh lebih besar daripada variabilitas tahun-ke-tahun dalam suhu rata-rata global.
Hal ini disebabkan oleh pemicu iklim yang terjadi secara alami.
Baca juga: Dari Musim Dingin, Musim Panas hingga Musim Semi, Kenapa Bumi Punya Banyak Musim?
La Nina mengacu pada pendinginan skala besar suhu permukaan di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik khatulistiwa, dengan dampak luas pada cuaca di seluruh dunia.
Fenomena yang biasanya memiliki dampak berlawanan dengan fenomena pemanasan El Nino ini biasanya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun sekali.
Namun, kini telah terjadi dua kali sejak tahun 2020.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.