Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Sedang Menghadapi Pandemi Covid-19 Terburuknya, Catatkan Rekor Kematian

Kompas.com - 18/01/2022, 15:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

SYDNEY, KOMPAS.com – Australia pada Selasa (18/1/2022), mengalami hari paling mematikan selama pandemi Covid-19 ketika wabah varian Omicron yang menyebar dengan cepat terus mendorong angka rawat inap rumah sakit ke level tertinggi, bahkan ketika infeksi harian sedikit mereda.

Diberitakan Reuters, Selasa, Australia sedang menghadapi pandemi Covid-19 terburuknya yang dipicu oleh varian Omicron.

Infeksi virus corona di Australia telah menempatkan lebih banyak orang di rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif daripada kapan pun selama pandemi.

Baca juga: Beritakan Tsunami Tonga, TV Australia Putar Video YouTuber Indonesia Dikejar Ombak Bono Riau

Sebanyak 74 kematian tercatat pada Selasa pagi dari New South Wales, Victoria dan Queensland, tiga negara bagian terpadat di Australia, melebihi rekor 57 kematian pada Kamis (13/1/2022) lalu, menurut data resmi.

"Hari ini adalah hari yang sangat sulit bagi negara bagian kami," kata Perdana Menteri New South Wales Dominic Perrottet dalam konferensi pers, Selasa.

New South Wales melaporkan 36 kematian pada Selasa, tertinggi selama pandemi.

Perrottet, yang secara konsisten menolak penerapan kebijakan pembatasan ketat karena tingkat vaksinasi yang tinggi, mengatakan rumah sakit masih dapat mengatasi meningkatnya jumlah penerimaan.

"Terlepas dari tangtangannya, peningkatan pasien juga terjadi di seluruh dunia," kata dia.

Baca juga: Novak Djokovic Mendarat di Dubai Usai Dideportasi Australia

Sementara itu, di tengah meningkatnya rawat inap, Victoria pada Selasa menetapkan "kode coklat" atau status darurat jangka pendek di di rumah sakit.

Status itu akan memberikan wewenang kepada pengelola rumah sakit untuk membatalkan layanan kesehatan yang tidak mendesak dan membatalkan cuti staf.

Pihak berwenang Australia sebelumnya mengatakan orang-orang muda yang tidak divaksinasi menyumbang "jumlah yang signifikan" untuk penerimaan rumah sakit atau kasus rawat inap di negara itu.

Meski negara-negara bagian di Australia menghindari lockdown dan terus membuka sektor bisnis, kepercayaan konsumen Australia terpukul pekan lalu.

Menurut survei ANZ pada Selasa, lonjakan kasus Omicron memicu lockdown yang diberlakukan sendiri oleh orang-orang dan menahan pengeluaran.

Omicron juga telah merusak peringkat elektabilitas Perdana Menteri Scott Morrison , menurut jajak pendapat yang banyak ditonton pada Selasa, dan menempatkan oposisi Partai Buruh ke posisi terdepan beberapa bulan setelah pemilihan federal.

Sementara tercatat ada lebih dari 67.000 infeksi baru yang dilaporkan di New South Wales, Victoria, Queensland dan Tasmania, turun dari tertinggi nasional 150.000 pada Kamis lalu.

Negara bagian lain akan melaporkan menyusul.

Australia telah melaporkan sekitar 1,6 juta infeksi sejak pandemi Covid-19 dimulai, di mana sekitar 1,3 juta di antaranya terjadi dalam dua minggu terakhir.

Sedangkan, total kematian akibat Covid-19 di "Negeri Kanguru" telah mencapai angka 2.757 jiwa.

Baca juga: Novak Djokovic Mendarat di Dubai Usai Dideportasi Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com