MASHHAD, KOMPAS.com - Iran menjatuhkan hukuman mati kepada juara tinju lokal atas perannya dalam demo 2019, kata para aktivis pada Senin (17/1/2022).
Mereka juga mengungkapkan ketakutan bahwa atlet lain berisiko dieksekusi setelah seorang pegulat dihukum mati.
Hukuman mati yang dijatuhkan terhadap Mohammad Javad Vafaei-Sani datang lebih dari setahun setelah eksekusi juara gulat Navid Afkari pada September 2020, yang memicu kecaman internasional dan seruan agar Iran dilarang mengikuti acara olahraga.
Baca juga: Belum Sempat Ketemu Keluarga, Pegulat Muda Navid Afkari Dieksekusi Iran
LSM Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia mengatakan, Vafaei-Sani (26) dijatuhi hukuman mati setelah dinyatakan bersalah atas pembakaran dan perusakan gedung-gedung pemerintah.
Dia ditahan pada Februari 2020 dan salah satu dakwaan terhadapnya adalah ikut serta dalam demo pada November 2019 yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar secara tiba-tiba, kata IHR dikutip dari AFP.
Pengacaranya, Babak Paknia, mengonfirmasi putusan itu di Twitter dan mengumumkan rencana mengajukan banding ke Mahkamah Agung.
IHR menggambarkan Vafaei-Sani sebagai petinju juara di kota Mashhad, lokasi dia saat ini ditahan.
Para warganet lalu mendesak pihak berwenang menyelamatkan hidupnya. Tagar #SaveMohammadJavad menjadi tren di Twitter.
Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), sayap politik kelompok oposisi Mujahidin Rakyat (MEK), yang keduanya dilarang di Iran, mengatakan bahwa tuduhan terhadapnya termasuk karena mendukung MEK.
Adapun Navid Afkari, pegulat berusia 27 tahun yang memenangi kompetisi nasional, digantung pada September 2020 di kota Shiraz setelah dihukum karena melakukan pembunuhan saat demo yang mengguncang kota itu dua tahun sebelumnya.
Baca juga: Menlu Israel: Kami Tak Perlu Izin AS untuk Serang Iran
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.