Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Video Tari Perut, Guru Mesir Ini Dipecat, Bahkan Diceraikan Suaminya

Kompas.com - 13/01/2022, 11:46 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber NDTV

KAIRO, KOMPAS.com - Sebuah video viral seorang guru di Mesir yang lalukan tari perut selama pelayaran di Sungai Nil memicu kemarahan di kalangan konservatif.

Meskipun juga dibela aktivis hak-hak perempuan, Aya Youssef, perempuan dalam video tari perut, sudah dipecat dari pekerjaannya.

Bahkan, dilansir NDTV, dia juga diceraikan oleh suaminya.

Baca juga: Didesak Minta Maaf oleh Keluarga Eks Dirut Transjakarta, Politisi Gerindra: Saya Tak Serang Pribadi dan Sebar Video Tari Perut

Youssef difilmkan menari perut selama acara sosial, lapor Egypt Independent.

Rekaman yang dibagikan secara luas secara online menunjukkan dia mengenakan jilbab, blus lengan penuh, dan celana panjang saat dia menari dengan rekan-rekan pria.

Youssef dijuluki "guru Mansoura" oleh media. Setelah videonya menyebar online, dia dipecat dari pekerjaannya sebagai guru bahasa Arab di sebuah sekolah dasar di provinsi Dakahlia.

"Hidup saya hancur karena video dari orang yang tidak bermoral yang mencoba menodai reputasi saya dan membawa kamera dekat dengan saya hanya untuk menunjukkan saya dengan cara yang buruk," katanya.

Baca juga: Fatwa Mesir Hentikan Kontes Tari Perut di TV

Dia menyebut akan mengambil tindakan hukum terhadap orang yang merekamnya tanpa izin dan membagikan videonya secara online.

Menurut BBC, video tersebut memicu kecaman di kalangan konservatif Mesir.

"Pendidikan telah mencapai tingkat yang rendah di Mesir," tulis satu orang di Twitter.

"Guru seharusnya menjadi panutan. Ini memberikan contoh yang buruk," kata yang lain.

Namun, Youssef mendapat dukungan dari aktivis hak perempuan di negaranya yang menyebutnya sebagai korban.

Baca juga: Anggota DPRD Sebut Direksi Transjakarta Nonton Tari Perut Saat Ketemu Operator, Dirut Langsung Interupsi

Kepala Pusat Hak Perempuan Mesir, Dr Nihad Abu Qumsan, menawarkan untuk membantunya mengajukan keluhan terhadap pemecatan yang salah.

Setelah gelombang dukungan yang menguntungkannya, pihak berwenang setempat menunjuk Youssef jadi guru bahasa Arab di sekolah baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com