STRASBOURG, KOMPAS.com - Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen pada Rabu (15/12/2021) memperingatkan, Covid-19 varian Omicron dapat menjadi dominan di Eropa bulan depan.
Meski begitu, Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara merasa memiliki cukup vaksin untuk memerangi pandemi.
"Jika Anda melihat waktu yang dibutuhkan untuk peningkatan berlipat ganda kasus-kasus baru, tampaknya menjadi dua kali lipat setiap dua atau tiga hari. Dan itu sangat besar."
Baca juga: Omicron Mengganas, Muncul Klaster Covid-19 di Bar Singapura
"Kami diberitahu bahwa pada pertengahan Januari, kami memperkirakan Omicron menjadi varian dominan yang baru di Eropa," ujar von der Leyen kepada Parlemen Eropa, menunjuk pada data ilmiah.
"Tetapi selama setahun terakhir, kami telah bekerja keras dan kami sudah mencapai banyak hal dan itulah mengapa Eropa sekarang berada dalam posisi yang lebih baik untuk memerangi virus," katanya lebih lanjut, dikutip dari AFP.
Von der Leyen bersikeras ada dosis vaksin yang cukup untuk setiap orang Eropa sekarang, ketika negara-negara UE mendorong untuk memberikan dosis booster guna memerangi varian Omicron yang menyebar cepat.
"Kami sekarang dalam posisi memproduksi 300 juta dosis vaksin per bulan di sini di Eropa," ungkapnya.
"Kami memiliki kontrak yang memastikan kami akan menerima vaksin setelah beradaptasi dengan varian baru sesegera mungkin. Dan kami diberitahu bahwa itu akan memakan waktu sekitar 100 hari untuk mengadaptasi vaksin yang kami miliki."
Sejauh ini, 66,6 persen populasi Uni Eropa telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 dan 62 juta sudah disuntik dosis ketiga atau booster, katanya.
Dia mengatakan, hal terpenting sekarang adalah meningkatkan tingkat vaksinasi secara keseluruhan, termasuk di kalanga anak-anak, dan Uni Eropa perlu meningkatkan pertempuran untuk mengatasi keraguan pada vaksin.
Baca juga: Karena Omicron, 4.000 Penerbangan di Seluruh Dunia Dibatalkan saat Natal
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (14/12/2021) mengatakan, Omicron menyebar pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mungkin ada di sebagian besar negara.
Sejak varian Omicron kali pertama terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu, kini telah dilaporkan di 77 negara, kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa dalam laporan terbarunya pada 14 Desember 2021 menghitung total 2.127 kasus Omicron yang dikonfirmasi di Uni Eropa dan beberapa negara mitra. Kasus terbanyak ada di Denmark, Norwegia, Perancis, Jerman, dan Belgia.
Baca juga: AstraZeneca Klaim Vaksin Booster-nya Ampuh Lawan Omicron
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.